Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Perjalanan Menemui Mbah Ponco Sutiyem hingga Derita Suami di Balik Pengajuan Suntik Mati

Kompas.com - 08/05/2017, 09:03 WIB

KOMPAS.com - Kelanjutan dari sejumlah peristiwa penting sepanjang pekan kemarin mengisi daftar berita di Regional Kompas.com pada akhir pekan.

Cerita suami yang mengajukan permohonan suntik mati di Banda Aceh setelah kisah istrinya yang akhirnya mengikhlaskan tindakan sang suami tersebut menjadi pilihan pembaca. Berlin Silalahi, sang suami, sudah tak tahan lagi dengan sakit radang tulang yang dideritanya hingga menyebabkan dirinya lumpuh.

Satu cerita lainnya yang juga menjadi pilihan pembaca di akhir pekan kemarin adalah cerita pertemuan dengan Mbah Ponco Sutiyem, nenek 95 tahun yang menjadi nomine aktris terbaik film ASEAN.

Simak pertemuannya dengan Kompas.com di rumahnya di Dusun Batusari, Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta. Cerita terbaru dari Mbah Ponco Sutiyem akan kembali hadir pada hari ini.

1. Suami yang Ajukan Suntik Mati: Saya Sudah Tidak Tahan Lagi

Daspriani Y Zamzami Berlin Silalahi terbaring tak berdaya di penampungan sementara, Kantor YARA, pasca digusur dari barak hunian Bakoy, kondisi kelumpuhan yang dieritanya membuat ia meminta permohonan Euthanasia ke Pengadilan Negeri Banda Aceh.
Berlin Silalahi (46) mengajukan permohonan euthanasia atau tindakan mengakhiri hidup seseorang yang sakit parah dengan kematian yang dinilai tenang, biasanya dengan suntikan, ke Pengadilan Negeri Banda Aceh.

Salah seorang korban penggusuran dari barak pengungsi tsunami di Gampong Bakoy, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar itu mengaku sudah tidak tahan lagi dengan penyakit yang dideritanya.

“Kalau sebelumnya saya masih bisa duduk dalam waktu yang agak lama, tapi kalau sekarang, sebentar saja duduk badan saya langsung terasa sakit semua, dan saya harus berbaring lagi, saya sudah tidak tahan lagi,” ucap dia kepada Kompas.com, Kamis (4/52017) di Banda Aceh.

Sebelum tsunami, Berlin bekerja sebagai mekanik mesin di sebuah bengkel sepeda motor. Dia juga sempat bekerja sebagai petugas ticketing pada angkutan minibus L-300 Trayek Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP).

Pasca musibah gempa dan tsunami, Berlin tinggal di barak hunian sementara, karena rumah yang mereka sewa hancur dilanda tsunami.

Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Cerita Ratnawati yang Ikhlas Saat Suami Ajukan Permohonan Suntik Mati


2. Kisah Mbah Ponco Sutiyem, Nenek 95 Tahun yang Jadi Nomine Aktris Terbaik Film ASEAN

KOMPAS.com / MARKUS YUWONO Mbak Ponco Sutiyem (95) saat ditemui di kediamannya di Dusun Batusari, Desa Kampung, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta. Mbah Ponco Sutiyem menjadi salah satu nomine kategori Best Actress dalam ajang ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017, melalui aktingnya dalam film Ziarah yang disutradarai BW Purba Negara.
ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017 mengumumkan daftar nominasinya, Kamis (4/5/2017) malam di Kuching, Sarawak, Malaysia.

Salah satu silm asal Indonesia karya Sutradara BW Purba Negara, Film Ziarah, masuk dalam beberapa nominasi yakni Best Film, Best Screenplay, Best Director, dan Best Actress.

Dalam kategori best actress muncul nama Mbah Ponco atau nama aslinya Ponco Sutiyem (95) warga Dusun Batusari, Desa Kampung, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta.

Sejak menikah dengan Ponco Sentono (100) pada tahun 1940-an, dirinya tinggal di Dusun Batusari.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com