KOMPAS.com - Kelanjutan dari sejumlah peristiwa penting sepanjang pekan kemarin mengisi daftar berita di Regional Kompas.com pada akhir pekan.
Cerita suami yang mengajukan permohonan suntik mati di Banda Aceh setelah kisah istrinya yang akhirnya mengikhlaskan tindakan sang suami tersebut menjadi pilihan pembaca. Berlin Silalahi, sang suami, sudah tak tahan lagi dengan sakit radang tulang yang dideritanya hingga menyebabkan dirinya lumpuh.
Satu cerita lainnya yang juga menjadi pilihan pembaca di akhir pekan kemarin adalah cerita pertemuan dengan Mbah Ponco Sutiyem, nenek 95 tahun yang menjadi nomine aktris terbaik film ASEAN.
Simak pertemuannya dengan Kompas.com di rumahnya di Dusun Batusari, Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta. Cerita terbaru dari Mbah Ponco Sutiyem akan kembali hadir pada hari ini.
1. Suami yang Ajukan Suntik Mati: Saya Sudah Tidak Tahan Lagi
Salah seorang korban penggusuran dari barak pengungsi tsunami di Gampong Bakoy, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar itu mengaku sudah tidak tahan lagi dengan penyakit yang dideritanya.
“Kalau sebelumnya saya masih bisa duduk dalam waktu yang agak lama, tapi kalau sekarang, sebentar saja duduk badan saya langsung terasa sakit semua, dan saya harus berbaring lagi, saya sudah tidak tahan lagi,” ucap dia kepada Kompas.com, Kamis (4/52017) di Banda Aceh.
Sebelum tsunami, Berlin bekerja sebagai mekanik mesin di sebuah bengkel sepeda motor. Dia juga sempat bekerja sebagai petugas ticketing pada angkutan minibus L-300 Trayek Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP).
Pasca musibah gempa dan tsunami, Berlin tinggal di barak hunian sementara, karena rumah yang mereka sewa hancur dilanda tsunami.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: Cerita Ratnawati yang Ikhlas Saat Suami Ajukan Permohonan Suntik Mati
2. Kisah Mbah Ponco Sutiyem, Nenek 95 Tahun yang Jadi Nomine Aktris Terbaik Film ASEAN
Salah satu silm asal Indonesia karya Sutradara BW Purba Negara, Film Ziarah, masuk dalam beberapa nominasi yakni Best Film, Best Screenplay, Best Director, dan Best Actress.
Dalam kategori best actress muncul nama Mbah Ponco atau nama aslinya Ponco Sutiyem (95) warga Dusun Batusari, Desa Kampung, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta.
Sejak menikah dengan Ponco Sentono (100) pada tahun 1940-an, dirinya tinggal di Dusun Batusari.