Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Berita Populer Nusantara: Ribetnya Pasang Jaringan Gas di Rumah Orang Kaya hingga Kepastian AHY Tak Ikut Pilkada

Kompas.com - 08/05/2017, 06:57 WIB

KOMPAS.com - Cerita Menteri Energi dan Sumber Daya Minaeral (ESDM) Ignasius Jonan tentang alasan penyebab proyek jaringan gas (Jargas) bumi hanya untuk masyarakat menengah ke bawah, menjadi pilihan pembaca sepanjang hari kemarin (7/5/2017).

Sambil bercanda, Jonan mengatakan salah satunya hanya karena alasan teknis, yakni halaman rumah orang kaya memiliki taman. Karenanya pemasangan Jargas akan sulit karena harus membongkar taman.

Selain itu, teka-teki Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju di Pilkada Jawa Timur menjadi pilihan pembaca. Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Roy Suryo mengatakan, AHY tidak akan maju di Pilkada Jawa Timur atau pada pilkada daerah lain pada 2018.

Roy menjelaskan, AHY tidak maju karena mengemban tugas lebih besar. Apakah itu? Roy masih merahasiakannya. Termasuk kemungkinan AHY maju di Pilpres mendatang.

Berikut ini 5 berita populer dari seantero Nusantara yang tak boleh Anda lewatkan:

1. Menteri Jonan: Pasang Jaringan Gas di Rumah Orang Kaya Ribet...

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkap penyebab proyek jaringan gas (Jargas) bumi hanya untuk masyarakat menengah ke bawah.

Sambil bercanda, Jonan mengatakan salah satunya hanya karena alasan teknis.

"Kalau untuk warga kaya, memasang pipa gasnya ribet, karena harus membongkar taman," katanya saat meresmikan sambungan pipa gas alam untuk warga rumah susun Penjaringan Surabaya, Minggu (7/5/2017).

Sementara aturan pemasangan pipa jargas harus ditanam di depan rumah warga. Menurutnya, warga kurang mampu atau warga menengah ke bawah dipastikan tidak memiliki taman.

"Kalau warga menengah ke bawah kan tidak punya taman, jadi SOP pemasangan pipanya pas," ujarnya.

KOMPAS.com/ACHMAD FAUZI Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat meninjau fasilitas produksi pengolahan gas terapung atau Float‎ing Processing Unit (FPU)di Pabrikasi Saipem Karimun, Kepulauan Riau, Selasa (21/3/2017).

Baca selengkapnya: di sini

2. Roy Suryo: Tak Akan Ikut Pilkada, AHY Dapat Tugas yang Lebih Besar

Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Roy Suryo mengatakan bahwa Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak akan maju di Pilkada Jawa Timur atau pada pilkada daerah lain pada 2018.

"Nah pertanyaan menarik karena ada Agus Harimurti di sini. Apakah Agus diusung untuk pilkada? Jawaban dari pak SBY ( Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Demokrat) tegas, tidak. Ada tugas yang lebih besar untuk mas AHY," kata Roy ditemui di Mataram, Minggu (7/5/2017).

Roy menegaskan, AHY tidak maju di Pilkada Jawa Timur karena ada tugas yang lebih besar.

Namun, Roy enggan berkomentar lebih lanjut terkait tugas besar apa yang disiapkan Partai Demokrat untuk AHY.

"Tugasnya apa? Tunggu nanti hasil dari sidang komisi-komisi pada saat Rapat Kerja Nasional," kata Roy.

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Agus Yudhoyono, dalam debat terakhir di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (10/2/2017). Debat yang terdiri dari enam segmen ini memiliki subtema pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, anti-narkotika, dan kebijakan untuk disabilitas.

Baca selengkapnya: di sini
Baca juga: Demokrat Anggap AHY Punya Modal untuk Maju pada Pilpres 2019

3. Satu Napi yang Kabur dari Lapas Makassar adalah Pemerkosa 30 Wanita

Salah satu dari tiga narapidana atau napi Lapas Klas 1 Makassar yang kabur pada Minggu (7/5/2017) adalah seorang pemerkosa 30 perempuan sekaligus pembunuhan sadis asal Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Pria bernama Ikbal (30) alias Bala itu dikenal dengan sebutan Kolor Ijo.

Ikbal atau Bala yang merupakan terpidana mati itu melarikan diri dari Lapas Klas 1 Makassar, Minggu dinihari tadi. Ia kabur bersama dua teman satu selnya yang dipidana seumur hidup dalam kasus pembunuhan.

Dua temannya itu adalah Rizal Budiman alias Ical (22) warga Jalan Apo, Jaya Pura Utara Kota, dan Muh Tajrul Kilbareng Bin Kalbaren alias Arun (31) warga Jalan RA Kartini (Bengkel Pani Motor), Kelurahan Rutrei Distrik Sorong Wijaya Distrik Jaya Pura Utara Kota.

Ikbal atau Bala atau Kolor Ijo menggemparkan warga Luwu tahun 2015 karena memerkosa 30 perempuan dan membunuh dua orang korbannya.

Kolor Ijo disidang tahun 2016 dan dijatuhi hukuman mati. Setelah divonis oleh Pengadilan Negeri (PN) Malili, Luwu Timur, Kolor Ijo dibawa ke Lapas Klas 1 Makassar untuk menjalani tahanan hingga menunggu eksekusi.

Namun hari ini, Kolor Ijo bersama dua rekan satu selnya itu kabur dengan cara menggergaji jeruji besi penjara.

KOMPAS.com/Hendra Cipto Situasi depan Lapas Klas 1 Makassar yang dijaga polisi saat kedatangan tiga terpidana teroris dari Jakarta, Kamis (1/10/2015).

Baca selengkapnya: di sini
Baca juga: Perkosa dan Aniaya 30 Wanita, Kolor Ijo Divonis Mati

4. Rem Truk Trailer Blong, Kecelakaan Beruntun Terjadi di Ungaran

Empat kendaraan terlibat kecelakaan di lampu merah dekat DPRD Kabupaten Semarang, Jalan Diponegoro, Ungaran, Jawa Tengah, Sabtu (6/5/2017) malam.

Namun, proses evakuasi tumpahan material berupa asbes dari salah satu kendaraan tersebut membutuhkan waktu lebih dari empat jam. Ini mengakibatkan arus lalu lintas jalur utama Semarang-Solo di Ungaran tersendat hingga Minggu (7/5/2017) dini hari.

"Untuk pengepakan asbes yang tumpah di jalan mulai pukul 21.00 WIB selesai pukul 01.00 WIB," kata Kepala Unit Kecelakaan, Satlantas Polres Semarang, Ipda Mahfudi, Minggu pagi.

Adapun kronologi berdasarkan catatan petugas Satlantas Polres Semarang, kecelakaan yang terjadi di pertigaan DPRD tersebut bermula saat truk trailer dengan nomor polisi H 1864 EV mengalami rem blong

Baca selengkapnya: di sini
Baca juga: Kemenhub dan Kepolisian Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut di Jalur Puncak

5. Setya Novanto: Sudah Saatnya Kader NU Pimpin Jawa Timur

Partai Golkar memastikan akan mengusung kader Nahdlatul Ulama (NU) pada Pilkada Jawa Timur 2018.

Jawa Timur sebagai basis terbesar massa NU di Indonesia dianggap sudah waktunya dipimpin oleh kader NU.

"Partai Golkar akan mendukung kader NU menjadi gubernur. Sudah saatnya kader NU memimpin Jawa Timur," kata Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, di Rakerda DPD Partai Golkar Jawa Timur, Sabtu (6/5/2017).

Selama ini, menurut Novanto, Jawa Timur masih dipimpin kalangan TNI dan kelompok nasionalis. Karena itu, momentum Pilkada 2018 adalah momentum yang tepat untuk mengusung kader NU menjadi pemimpin Jawa Timur.

Nama dua kader NU saat ini diprediksi akan menjadi calon gubernur, yakni Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

Namun, Setya Novanto belum bersedia menyebut siapa yang akan dipilih Partai Golkar sebagai calon gubernur.

KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Ketua DPR RI Setya Novanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/4/2017).

Baca selengkapnya: di sini
Baca juga: PDI-P Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jatim di Bulan Lahir Bung Karno

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com