Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkena Mesin "Press", Kaki TKI Asal Grobogan Harus Diamputasi

Kompas.com - 05/05/2017, 05:58 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Insiden nahas dialami oleh Zudi Prasetyo (28), seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Dusun Goledok, Desa Sindurejo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.  Zudi terpaksa harus merelakan kaki kanannya untuk diamputasi akibat kecelakaan kerja yang terjadi di PT Yuen Foong Yu, sebuah perusahaan kertas di Taiwan.

Saat ini dia menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit wilayah Kota Linkou, Taiwan.

Informasi itu sontak membuat keluarga Zudi di kampung halamannya menjadi syok berat.  Bagaikan petir di siang bolong, kedua orang tua Zudi langsung terguncang begitu mendapat informasi via telepon dari pihak perusahaan tempat Zudi mencari nafkah.

"Tiba-tiba ada telepon masuk di handphone yang mengabarkan jika Zudi harus diamputasi. Kami pun langsung dimintai persetujuan agar Zudi diamputasi kaki kanannya," sebut ibunda Zudi, Siti Nurhayati (46) saat berbincang dengan Kompas.com di rumahnya, Kamis (04/5/2017). 

Berdasarkan keterangan Siti, pihak keluarga menerima kabar ihwal kecelakaan kerja yang Zudi pada Senin (3/4/2017) pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu Siti hendak pergi beraktivitas ke sawah.

"Semalaman saya tak bisa tidur dan cemas. Ternyata ini firasat. Katanya kaki kanan Zudi terkena mesin press kertas. Karena syarafnya sudah rusak maka harus diamputasi di atas lutut," tuturnya.

Siti mengaku, akhir-akhir ini dirinya selalu dirundung perasaan khawatir perihal bagaimanakah perkembangan kondisi kesehatan Zudi.

"Sakno kowe le (kasihan kamu nak). Emak pengen ngancani kowe ning rumah sakit, tapi piye neh biayane larang (Ibu ingin menemani kamu di rumah sakit, tapi bagaimana lagi biayanya mahal)," katanya.

Menurut dia, Zudi adalah anak pertama dari lima bersaudara hasil pernikahannya dengan Jayus (52). Sejak kecil, Zudi tak pernah neko-neko. Zudi menyadari jika ia hidup dalam lingkungan keluarga dengan kondisi perekonomian yang serba kekurangan. Sang ayah bekerja sebagai kuli bangunan, sementara ibundanya adalah petani.

Baca juga: Tertimpa Mesin Saat Bekerja, TKI Asal Magelang Meninggal di Jepang

Lulus dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purwodadi, Zudi memutuskan untuk bekerja dengan merantau di Jakarta. Hingga akhirnya keinginan kuat Zudi yang ingin mengubah strata hidup menghantarkannya menjadi TKI.

"Awal mula kerja di bengkel di Jakarta, terus jadi kuli di Malaysia dan selanjutnya 3 tahun kerja di Taiwan. Setelah selesai kontrak kerja di Taiwan, Zudi delapan bulan berada di rumah. Selanjutnya Zudi bekerja lagi ke Taiwan pada awal 2016," ucap Siti.

Selama ini, Zudi yang masih lajang itu adalah tulang punggung keluarga. Ia sosok anak yang ringan tangan menyokong perekonomian keluarga termasuk membantu membiayai keperluan sekolah ke empat adiknya.

"Setiap bulan transfer uang. Untuk kebutuhan hidup dan biaya sekolah adik-adiknya," kata Siti.

Siti berharap setelah sehat nanti supaya Zudi pulang kembali ke pelukan keluarga. Siti juga berharap agar hak-hak yang seharusnya menjadi milik Zudi untuk dipenuhi. 

"Zudi itu pekerja keras. Bahkan dia sempat telepon dan ngotot akan kembali bekerja setelah sembuh. Tapi saya berharap dia pulang saja. Apalagi pihak perusahaan berjanji akan membayar gaji hingga akhir kontrak kerja. Aku kangen kowe le," ucap Siti.

"Mak raksah khawatir (Ibu tidak usah cemas). Aku meh kerjo neh yen wis mari (aku mau kerja lagi jika sudah sembuh). Kontrakku kan 3 tahun, aku emoh mangan gaji buta (kontrak kerjaku kan 3 tahun, aku tak mau makan gaji buta)," tutur Siti menirukan perkataan Zudi.

Sementara itu ayah Zudi, Jayus, menambahkan, saat ini dirinya tengah mengurus proses administrasi untuk terbang ke Taiwan menjenguk Zudi.

"Masalah ongkos ditanggung pihak perusahaan Zudi. Pesan tiketnya tanggal 12 Mei. Ini masih mengurus visa dan paspor. Saya terus berdoa Zudi baik-baik saja," kata Jayus.

Baca juga: Hamil 8 Bulan, TKI Korban Trafficking Ini Berharap Bisa Melahirkan Didampingi Suaminya

Kompas TV Seorang Tenaga Kerja Indonesia asal Jember, Jawa Timur, pulang dalam kondisi tak bernyawa setelah 14 tahun berkerja di Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com