Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Palsu Dipakai untuk Beli Sembako, Pedagang Resah

Kompas.com - 03/05/2017, 17:44 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Para pedagang di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, resah dengan maraknya peredaran uang palsu cetakan lama. Mereka tak menyangka lembaran uang kertas yang diterimanya dari para pembeli belakangan ternyata uang palsu. 

Secara kasat mata, uang palsu tersebut nyaris serupa dengan bentuk asli sehingga cukup sulit bagi pedagang untuk membedakan.

Kekhasan uang asli seperti watermark berlambang sosok pahlawan serta benang pengaman terlihat pada uang palsu tersebut. Hanya saja, kertas berangsur tipis dalam beberapa hari.

Pada pedagang akhirnya gigit jari karena uang yang hendak disetorkan ke bank ditolak karena dinilai palsu.

Di wilayah Purwodadi, sejumlah pelaku usaha mulai dari penjual mie ayam keliling, toko kelontong, toko elektronik hingga apotek mengaku sering kecolongan mendapati uang palsu beberapa pekan belakangan ini. Jenis uang palsu bervariasi, mulai dari pecahan Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000 hingga Rp 100.000.

"Kami udah belasan kali ini mendapat uang palsu dari pembeli. Mulai dari Rp 20.000, Rp 50.000 dan Rp 100.000. Bentuknya mirip dan biasanya uang palsu disisipkan di lembaran lain saat membayar. Namun berhari-hari mulai terlihat palsu karena kertas mulai kusut dan tipis," ungkap Anisa Rudisa (25), karyawan apotik di Jalan R Suprapto Purwodadi, Rabu (3/5/2017).

Pedagang toko kelontong di Jalan Siswomiharjo, Purwodadi, Teguh Supriyono (32), mengatakan, dalam sepekan ini, dia sudah mendapatkan tujuh lembar uang palsu pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000. Tak hanya Teguh, sesama pedagang juga mengalami hal serupa.

"Setelah saya setorkan ke bank, ternyata ada yang palsu. Rata-rata uang palsu itu buat beli sembako. Banyak yang ketipu. Apalagi pedagang yang di desa-desa sering mengeluh kepada saya. Susah membedakannya karena ada watermark dan juga benang pengaman," tutur Teguh.

Sementara itu, pedagang mie ayam keliling di wilayah pusat Kota Purwodadi, Jasmin (35), juga mengeluhkan beredarnya uang palsu. Dalam beberapa hari ini, Jasmin telah mengantongi belasan lembar uang palsu.

"Rp 20.000 dan Rp 50.000 kebanyakan. Ada yang masih saya simpan dan ada yang saya buang. Tak hanya saya saja mas, banyak pedagang yang mendapat uang palsu," kata Jasmin.

Menanggapi keluhan para pedagang di Kabupaten Grobogan yang mengaku telah menerima uang palsu dari pembeli, Kapolres Grobogan, AKBP Satria Rizkiano, menyarankan, lebih baik dilaporkan ke pihak kepolisian. 

"Jika ada buktinya dan orang jelas silakan datang ke Sat Reskrim Polres Grobogan untuk ditindaklanjuti. Kami tentunya akan menanggapi dan mengroscek permasalahan tersebut," ungkap Satria.

(Baca juga: Polisi Temukan Belasan Juta Uang Palsu di Dalam Sumur)

 

 

Kompas TV Para pedagang di Demak, Jawa Tengah, resah karena maraknya uang palsu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com