Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagikan Mawar, Jurnalis Minta Pengendara Hindari Berita "Hoax"

Kompas.com - 03/05/2017, 12:10 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Puluhan jurnalis di Malang, Jawa Timur menggelar aksi untuk memperingati World Press Freedom Day atau Hari Kebebasan Pers Dunia yang jatuh pada 3 Mei di depan Balai Kota Malang, Rabu (3/5/2017).

Aksi dimulai dengan long march. Lalu dengan bergantian sejumlah wartawan orasi memprotes index kebebasan pers di Indonesia yang dianggap masih rendah. Mereka pun meminta semua pihak mewaspdai berita hoax.

Setelah penyampaian orasi selesai, aksi dilanjutkan dengan menggalang tanda tangan dukungan dan membagi-bagikan bunga mawar kepada sejumlah pengendara yang melintas.

Sambil membagikan bunga, para jurnalis meminta pengendara untuk tidak mempercayai berita hoax.

"Jangan percaya berita hoax ya Pak," kata Sri Wahyuni, salah seorang jurnalis saat membagikan bunga kepada pengendara.

Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Malang, Hayu Yudha Prabowo mengatakan, sedikitnya ada 500 bunga mawar yang dibagikan. Bunga-bunga itu dibagikan bersama stiker yang bertuliskan anti hoax.

"Kali ini juga ada aksi melawan hoax yang meresahkan masyarakat dan meresahkan jurnalis juga," jelasnya.

(Baca juga: Google Mulai Tandai "Hoax" di Hasil Pencarian)

 

Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang, Abdul Malik mengatakan, akhir-akhir ini muncul fenomena hoax. Hal itu disebabkan oleh banyaknya situs yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan disebarkan melaui media sosial.

"Sekarang banyak informasi terutama melalui facebook yang informasi itu tidak bisa dipertanggungjawabkan. Itu sangat menyesatkan masyarakat," katanya.

Menurutnya, jika fenomena berita hoax dibiarkan, itu akan mengancam keberadaan lembaga media. Sebab, masyarakat tidak akan bisa membedakan berita yang benar dan berita yang tidak benar atau hoax.

"Fenomena ini muncul ketika banyak media baru. Ancamannya masyarakat tidak bisa membedakan. Kami berharap masyarakat bisa cerdas dalam menyaring informasi mana yang benar, mana tidak," katanya.

(Baca juga: Menkominfo: "Hoax" Bisa Memicu Keributan hingga Kerusuhan)

 

Ia juga meminta pada masyarakat untuk memahami kerja jurnalis. Selain itu, masyarakat juga perlu mengetahui perusahaan media yang keberadaannya sudah terdaftar di Dewan Pers.

"Kalau ada media, lihat dulu di Dewan Pers, terdaftar apa tidak. Juga kalau ada pemberitaan yang tendensius itu patut dicurigai," imbuhnya.

Wakil Wali Kota Malang, Sutiaji meminta supaya perusahaan media tidak dicederai oleh adanya media abal-abal. "Tolong media jangan dicederai oleh oknum-oknum media," jelasnya.

Selain soal hoax, sejumlah jurnalis juga menuntut penegakan hukum yang serius terhadap sejumlah kekerasan yang menimpa jurnalis. Sejumlah pihak yang merasa dirugikan oleh adanya pemberitaan diminta untuk menggunakan mekanisme yang berlaku sesuai UU Pers.

Kompas TV Cagub-Cawagub DKI Jakarta Jadi Korban Berita Hoax di Media Sosial

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com