Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perahu Pustaka Jelajahi Pesisir Sulawesi agar Anak-anak Bisa Membaca

Kompas.com - 02/05/2017, 21:20 WIB
Kiki Andi Pati

Penulis

Kompas TV Perahu Disulap Jadi Taman Baca

Hal yang sama juga dikatakan Anis. Pria lulusan Universitas Tomakaka (Unika) di Majene, Sulbar.

Ia mengaku, sangat senang membantu di Nusa Pustaka. Sehari-harinya, ia bertugas di Nusa Pustaka dan melayani para pengunjuk perpustakaan itu.

"Orangtua mendukung kegiatan saya, jadi tidak ada masalah selama kegiatanya positif," katanya singkat.

Farhana (14), salah seorang santri Pondok Pesantren Nuhiyah Pambusuang, menuturkan bahwa sejak adanya perpustakaan ini ia sering berkunjung dan membaca.
Dia mengenal Nusa Pustaka dari para relawan dan teman-temannya yang sudah pernah berkunjung.

"Buku yang sering saya baca tentang perjuangan perempuan dan sejarah islam," ujarnya.     

Saat ini, Armada Pustaka memiliki koleksi buku hampir 100.000 buku.
Perpustakaannya itu seluruhnya dari dukungan sumbangan-sumbangan, sebagian dari rekan-rekannya, dan  orang-orang yang melihat kegiatannya di media sosial.

Pada Hari Buku sedunia, tepatnya pada 23 April 2017, Armada Pustaka meluncurkan TV komunitas yang diberi nama TV Kabar Pambusuang. Tujuannya untuk memberi pilihan tontonan kepada masyarakat dari acara televisi swasta yang dinilai tidak berkualitas.

Selain itu, ada juga website yang juga diberi nama Kabarpambusuang.com.
Di tahun ketiga ini, Ridwan berharap komunitasnya bisa lebih berkembang dan memiliki sumber pendapatan tetap.

Desa Pambusuang sendiri adalah desa kaya akan kebudayaan maritim, di antaranya ada perahu Sandeq dan Tenun Sutra Mandar.  Di Desa Pambusuang juga lahir tokoh nasional, almarhum Baharuddin Lopa yang dikenal sangat jujur dan berani. Maka tak salah jika foto mantan Jaksa Agung di era pemerintahan Gus Dur itu terpampang rapi di ruangan Nusa Pustaka.

Menurut UNESCO, Indonesia telah membuat langkah besar untuk mengurangi buta huruf dalam beberapa tahun terakhir. Angka buta huruf turun dari 15,4 juta pada 2004 menjadi 6,7 juta pada 2011.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com