Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Ali Penyandang Tunanetra Bersekolah demi Bahagiakan Orangtua

Kompas.com - 02/05/2017, 17:22 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Semangat Muhammad Ali Muntoha (19) untuk menuntut ilmu patut dijadikan suri tauladan bagi siswa sebayanya.

Ali, sapaan akrabnya, adalah satu diantara penyandang disabilitas yang mengikuti ujian nasional tingkat SMP, Selasa (02/5/2017).

Baca juga: Marsinah, Ibu yang Gendong Anak Disabilitas demi Menimba Ilmu Agama

Menjelang siang sekitar pukul 10.30 WIB, Ali yang datang dengan dibonceng ayahnya menumpang motor matik itu terlihat antusias memasuki ruang kelas untuk mengerjakan soal. 

Di hari pertama UN ini Ali harus menjawab 50 soal mata pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa kelas IX SMP Luar Biasa A/B Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah itu tampak seksama mendengarkan soal demi soal yang dibacakan oleh seorang pengawas.

Setelah paham, Ali lantas mengisi lembar jawaban huruf braille yang ada di hadapannya. Guru berhijab bernama Titik Umi Nurhidayati (45) pun begitu sabar memberi pengarahan kepada siswa tunanetra tersebut.

Di ruang kelas ini, ada tiga siswa berkebutuhan khusus lain yang juga mengikuti UN.

"Sudah paham kan Ali?" tanya guru SLB itu diikuti anggukan Ali.

Menurut Titik, Ali termasuk siswa berpretasi di SLB Purwodadi. Rata-rata nilai yang ditorehkan Ali sejak duduk di bangku SD selalu berada di atas angka 8.

"Ali anak cerdas, rajin dan tidak pernah membolos dengan keterbatasan yang dimiliki. Semangat belajarnya luar biasa," ungkap Titik.

Gairah yang dimiliki Ali untuk belajar, kata Titik, sudah tertanam semenjak ia memasuki bangku SD.

Keinginan kuat Ali inilah yang membuat kedua orangtuanya, Suwardi dan Siti Asrofah, harus tinggak mengontrak di wilayah Kota Purwodadi.

"Orangtua Ali asalnya di wilayah Kecamatan Gubug. Karena jauh, kedua ortunya akhirnya ngekos di Purwodadi karena Ali ngotot ingin sekolah," terang Titik.

Sementara itu, Ali mengutarakan harapannya yang ingin membahagiakan kedua orangtua dengan bekerja kelak jika ia lulus SMA nanti. Syukur-syukur ada beasiswa yang menuntunnya untuk memasuki jenjang perkuliahan.

"Saya ingin membantu emak dan bapak. Ingin membelikan kios untuk jualan jika sudah bekerja. Semoga ada pekerjaan yang layak bagi saya nanti. Apalagi bisa kuliah," tutur anak pedagang mie ayam keliling ini.

Baca juga: Di Balik Senyum Para "Kartini" Cilik Penyandang Disabilitas

Kepala Sekolah SLB A/B Purwodadi, Rudi Arifianto mengatakan, UN tingkat SMP di SLB A/B hanya diikuti oleh 4 murid, termasuk Ali. Tiga murid lainnya merupakan penyandang tunarungu.

"Ujian akan berlangsung selama 4 hari untuk naik tingkat ke SMA. Harapan kami, anak-anak berkebutuhan khusus bisa setara dengan anak-anak yang lebih beruntung. Bisa diterima di masyarakat dan memperoleh akses pekerjaan yang layak," harap Rudi.

Kompas TV Akses Fasilitas untuk Disabilitas, Sudah Baik atau Belum?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com