Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2017, 05:47 WIB
|
EditorErlangga Djumena

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Yakobus Makola (28) Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kampung Korea, Desa Oenak, Kecamatan Noemuti, Kab Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal di Serawak, Malaysia.

Yakobus yang bekerja di Perusahaan WTK Refo yang bergerak di bidang kayu dan kertas, di Sungai Asap, Serawak Malaysia, diketahui meninggal karena pendarahan hebat di bagian otak sehingga darah terus keluar melalui mulut dan hidung.

Kakak kandung Yakobus, Herlofina Makola kepada Kompas.com, Senin (1/5/2017) malam menatakan, adiknya itu meninggal pada Sabtu (29/4/2017) lalu.

Menurut dia, pada 23 April 2017 Yohanes menghubungi keluarga dan mengatakan, dirawat di klinik, karena mengalami pendarahan di otak yang menyebabkan darah keluar dari hidung dan telinganya.

“Pada 25 April 2017, Yakobus dipindahkan ke Rumah Sakit Sungai Asap Serawak dan dipasangkan alat bantu napas. Kemudian pada 29 April 2017 Yakobus pun meninggal. Menurut rencananya, adik kami ini akan dimakamkan, Selasa 2 Mei 2017 siang,” kata Herlofina.

Baca juga: Saat TKI Kritik Semrawutnya Lalu Lintas Kapal di Pelabuhan Nunukan

Dia mengatakan, adiknya sudah merantau sejak tahun 2009 silam. Putra bungsu dari pasangan suami istri Joel Makola dan Rosina Meko ini, mulai bekerja di Perusahaan Kelapa Sawit di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara bersama kakak kandungnya yang bernama Yohanes Manue Makola dan Sepupunya Yohanes Luis Kosat.

Pada Tahun 2011, Yakobus bersama dua saudaranya itu, kemudian berangkat ke Malaysia tanpa menggunakan dokumen yang sah, dan bekerja pada Perusahaan WTK Refo yang bergerak di bidang kayu dan kertas, dengan alamat Sungai Asap Serawak Malaysia.

Selanjutnya pada Tahun 2013, ketiganya lalu kembali ke Samarinda den mengurus paspor menggunakan alamat Samarinda dan kembali bekerja pada Perusahaan WTK Refo.

Herlofina menyebutkan, pada 14 April 2017, Yohanes Makola, menghubungi orang tua mereka dan menyampaikan bahwa Yakobus sakit dan sedang dirawat di Rumah Manajer Perusahaan.

Untuk diketahui, dalam rentang waktu empat bulan, Januari-April 2017, sebanyak 28 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal NTT meninggal di Malaysia.

Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Kupang, Siwa mengatakan, dari 28 TKI yang meninggal itu, sebanyak 27 orang adalah TKI ilegal atau tidak memiliki dokumen resmi saat masuk dan bekerja di Malaysia.

Sebagian besar TKI yang meninggal di Malaysia itu, lanjut Siwa, berjenis kelamin laki laki dan berasal dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Sedangkan yang lainnya dari Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Malaka, Belu dan Ende.

Baca juga: 4 Bulan, 28 TKI Asal NTT Meninggal di Malaysia

Kompas TV Presiden Jokowi Bertemu Ribuan TKI

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Sebanyak 2.174 Pesantren di Jabar Ikuti Pelatihan dan Magang Program OPOP 2023

Sebanyak 2.174 Pesantren di Jabar Ikuti Pelatihan dan Magang Program OPOP 2023

Regional
Pemkab Trenggalek Borong 3 Penghargaan BKN Award 2023

Pemkab Trenggalek Borong 3 Penghargaan BKN Award 2023

Regional
Peringatan Hari Laut Sedunia bagi Kepulauan Maluku

Peringatan Hari Laut Sedunia bagi Kepulauan Maluku

Regional
Herman Deru Minta BPN Sumsel Kerja Lebih Baik Tangani Masalah Pertanahan yang Kian Menumpuk

Herman Deru Minta BPN Sumsel Kerja Lebih Baik Tangani Masalah Pertanahan yang Kian Menumpuk

Regional
Wawalkot Tangsel Janji Tangani Banjir di Reni Jaya Pamulang hingga Tuntas

Wawalkot Tangsel Janji Tangani Banjir di Reni Jaya Pamulang hingga Tuntas

Regional
Ada Apa dengan Masriah?

Ada Apa dengan Masriah?

Regional
Makassar Jajaki Kerja Sama dengan Italia, Danny Pomanto Tawarkan 3 Program Ini

Makassar Jajaki Kerja Sama dengan Italia, Danny Pomanto Tawarkan 3 Program Ini

Regional
LKPP Jadikan Pemprov Jateng sebagai Role Model Pengadaan Barang/Jasa untuk Pemda

LKPP Jadikan Pemprov Jateng sebagai Role Model Pengadaan Barang/Jasa untuk Pemda

Regional
Hari Anak Nasional 2023 Digelar di Kota Semarang, Dihadiri Langsung oleh Jokowi dan Iriana

Hari Anak Nasional 2023 Digelar di Kota Semarang, Dihadiri Langsung oleh Jokowi dan Iriana

Regional
Danny Pomanto Diskusi Bareng Menko PMK di Forum City Leaders Community Palembang

Danny Pomanto Diskusi Bareng Menko PMK di Forum City Leaders Community Palembang

Regional
Walkot Makassar Danny Pomanto Desain Sendiri Monumen MNEK 2023

Walkot Makassar Danny Pomanto Desain Sendiri Monumen MNEK 2023

Regional
Program Inisiasi Gubernur Herman Deru “GSMP” Berkontribusi Kendalikan Inflasi Sumsel

Program Inisiasi Gubernur Herman Deru “GSMP” Berkontribusi Kendalikan Inflasi Sumsel

Regional
Pemkot Tangerang Gratiskan Biaya Sekolah di 146 SD-SMP Swasta, Pengamat: Daerah Lain Harus Ikuti

Pemkot Tangerang Gratiskan Biaya Sekolah di 146 SD-SMP Swasta, Pengamat: Daerah Lain Harus Ikuti

Regional
Walkot Bobby Setujui 6 Poin Tuntutan PBB, dari Penolakan Radikalisme hingga Intoleransi Beragama

Walkot Bobby Setujui 6 Poin Tuntutan PBB, dari Penolakan Radikalisme hingga Intoleransi Beragama

Regional
Dukung Majalengka Jadi Pusat Ekonomi, Ridwan Kamil: Kami Siapkan Aerocity dengan Potensi Triliunan Rupiah

Dukung Majalengka Jadi Pusat Ekonomi, Ridwan Kamil: Kami Siapkan Aerocity dengan Potensi Triliunan Rupiah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com