Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Ekstrimisme, Dubes Inggris Belajar di Pondok Gontor Ponorogo

Kompas.com - 26/04/2017, 22:00 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

PONOROGO, KOMPAS.com — Duta Besar Inggris Untuk Indonesia dan Timor Leste, Moazzam Malik menyatakan kedatangannya ke Pondok Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo untuk belajar bagaimana Indonesia bisa mengatasi ekstrimisme.

"Saya di sini untuk belajar. Dan malam ini saya akan banyak berdiskusi dan menginap di Pondok Gontor Ponorogo karena Indonesia berhasil mengendalikan kelompok ekstrimisme," kata Malik di sela-sela kunjungannya di Pondok Gontor Ponorogo, Rabu ( 26/4/2017) malam.

Malik diterima pengasuh Pondok Pesantren Gontor Ponorogo, KH Hasan Abdullah Sahal dan sejumlah pengurus lainnya. Selain bertatap muka dengan pengasuh dan pengurus pondok, Malik memberikan ceramah di depan ribuan santri seusai mengikuti salat jemaah Magrib.

Malik menilai, Indonesia telah berhasil mengendalikan kelompok ekstrimisme. Untuk itu salah satu tujuan kunjungan ke pondok mengkaji bagaimana Indonesia lebih berhasil mengendalikannya.

 

(Baca juga: Dubes Inggris: Indonesia, Negara Strategis untuk Masa Depan Dunia)

Menurut Malik, kunjungannya juga untuk mengetahui bagaimana cara menjalin hubungan erat antara lembaga muslim Indonesia dan lembaga muslim di Inggris.

Umat muslim di inggris kebanyakan berasal dari negara-negara konflik atau masalah lain. Karenanya, bila mereka melihat Indonesia lebih maju, banyak yang menjadi sumber inspirasi umat muslim di Inggris.

Malik menambahkan, selama 2,5 tahun bertugas sebagai Dubes di Indonesia, sejatinya ia sering ingin berkunjung ke Pondok Gontor. Sebab, ia selalu mendengar Pondok Gontor sebagai pondok pesantren yang sangat terkenal dan memiliki peran penting untuk masa depan Indonesia.

Malik berharap, dengan kunjungannya ini bisa membantu membesarkan generasi muslim yang berwawasan maju. Mengenai kerja sama pengembangan bahasa Inggris, Malik akan meningkatkan kurikulum bahasa Inggris dan tukar menukar pelajar.

Kerja sama itu penting lantaran bahasa inggris menjadi bahasa sehari-hari di dunia yang dipergunakan untuk urusan bisnis, politik, pendidikan dan riset. "Kalau mau membesarkan generasi maju maka harus menguasai bahasa Inggris," ujar Malik.

(Baca juga: Dubes Inggris: Kami Belajar dari Cara Indonesia Kendalikan Ancaman ISIS

 

Sementara itu Wakil Rektor Universitas Darussalam Gontor, Hamid Fahmi Zarkasyi menyatakan, niat Dubes Inggris belajar ke Pondok Darussalam Gontor karena keberagaman agama di Inggris tidak seperti di Indonesia.

Sebab umat muslim di Inggris berasal dari kalangan imigran Banglades, Pakistan, dan India. "Kami tidak terbayangkan bagaimana orang-orang Islam di Inggris memiliki sikap keagamaan. Mereka orang imigran dari Banglades, Pakistan dan India.Keberagamaan agama mereka tidak seperti di Indonesia," ujar Hamid.

Hamid mengatakan, sikap umat muslim di Inggris dalam menghadapi non-muslim sangat berbeda. Sementara di Indonesia, umat Islam memiliki kedewasaan tersendiri terhadap non muslim.

Ia mencontohkan umat Islam toleran dengan sikap tidak mempertahankan negara Indonesia menjadi negara Islam. Kondisi seperti ini bagi duta besar tidak ditemukan pada umat Islam di Inggris.

"Umat Islam di Indonesia lebih terbuka. Berbeda mazhab tidak masalah. Di sini duta besar ingin belajar dari pengalaman itu. Dan mereka lihat santri perlu ditularkan semangat belajar, berislam penuh tolerenasi dan berpikir internasional. Kondisi seperti ini susah ditemukan di Inggris," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com