Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Grobogan Keluhkan Rasa Tempe Pahit dan Bau Busuk

Kompas.com - 25/04/2017, 14:41 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Warga di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah berharap kepada pemerintah setempat untuk mengawasi pelaku usaha tempe di wilayahnya.

Sudah hampir setahun ini warga mengeluhkan penurunan kualitas tempe yang dijual di pasaran.

Baca juga: Nenek Penjual Tempe Dicopet Pria yang Berpura-pura Sebagai Pembeli

Wahyuningsih (50), warga Jetis, Kota Purwodadi, menuturkan, penurunan kualitas tempe sudah terjadi sejak pertengahan tahun lalu.

"Rasa tempe di Grobogan sudah mengecewakan. Rasanya banyak yang pahit, kecing (pahit dan bau tak enak) dan busuk. Untung-untungan dapat yang enak. Kami menduga kualitas tempe sengaja diturunkan oleh pelaku usaha tempe untuk memeroleh keuntungan. Tempe dibuat asal-asalan. Kami kesal dan banyak warga pindah ke tahu atau telur," keluh Ningsih kepada Kompas.com, Selasa (25/4/2017).

Keluhan serupa disampaikan warga Jagalan, Kota Purwodadi, Yuliana (43). Ibu rumah tangga ini bahkan telah mencoba ke sana-ke mari untuk mencari pedagang tempe yang cocok. Hasilnya sama saja, sering sekali ia mengonsumsi tempe dengan kualitas yang buruk.

"Buruknya kualitas tempe menyeluruh pada setiap item tempe. Baik itu tempe Rp 2.000 maupun Rp 6.000 per bungkusnya. Terutama tempe bungkus plastik. Kami juga bingung, kenapa ini. Padahal sejak dari dulu rasa tempe di Grobogan tak ada duanya," terang Yuliana.

"Kadang kami beli enak, kadang juga tidak enak. Pastinya banyak tidak enaknya. Sudah hampir setahun hal ini terjadi. Baunya juga menyengat. Mau beli di toko swalayan atau bakul tak ada bedanya," imbuh Yuliana.

Keluhan yang sama juga diungkapkan oleh para pedagang tempe penyet di kawasan Alun-alun Purwodadi, salah satunya Ambar Sari (45). Menurut Ambar, dari puluhan bungkus tempe yang dibeli melalui kulakan di pasar, sebagain besar berasa tidak enak. Sontak, banyak pecinta kuliner berbahan dasar kedelai ini mempertanyakan masalah itu.

"Para pembeli sering bertanya kenapa rasa tempenya kecing. Kami mohon pemerintah melakukan pengawasan ke setiap pengusaha tempe. Kami takut pembeli kabur jika tak segera diatasi permasalahan ini," tutur Ambar.

Kepala Disperindag Kabupaten Grobogan, Karsono, mengatakan, pihaknya segera akan menggencarkan survei pasar dan investigasi lapangan. Disperindag pun, kata dia, juga kan menggandeng beberapa instansi terkait untuk melakukan pembinaan kepada para pelaku usaha tempe.

"Pagi ini kami sudah terjunkan tim untuk menelusuri apa penyebabnya. Benar atau tidaknya aduan warga soal buruknya kualitas tempe. Kami akan membawa sample, sejumlah tempe yang dijual untuk dicek di lab. Dari hasil itu nanti akan diketahui. Kualitas kedelai Grobogan memang jempolan. Jadi jangan sampai rasa tempe jadi tak enak dikonsumsi," jelas Karsono.

Baca juga: Menabung 25 Tahun, Nenek Penjual Daun dan Tempe Akhirnya Berangkat Haji

Berdasarkan data dari Disperindag Kabupaten Grobogan, hingga saat ini tercatat ada sekitar 600 lebih pelaku usaha tempe baik skala kecil hingga skala besar yang tersebar di wilayahnya.

Kompas TV Kafe Tempe dan Tahu Ini Laku di Jerman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com