Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mensos Kaji Dampak Sosial Kehadiran Pabrik Semen Rembang

Kompas.com - 21/04/2017, 18:07 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

REMBANG, KOMPAS.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengkaji dampak sosial dari adanya pabrik Semen Indonesia di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kajian dampak sosial diperlukan untuk melihat apakah pembangunan bermanfaat bagi masyarakat atau tidak. 

"Saya sebagai Menteri Sosial melihat semua pro kontra, harus melihat dampak sosialnya, signifikan atau tidak bagi kesejahteraan warga," ujar Khofifah, seusai mengunjungi pabrik Semen Indonesia, Jumat (21/4/2017).

Untuk mengkaji ini, kata Khofifah, Kementerian Sosial mencari informasi serta berbicara dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, anggota Komisi VI DPR RI, Bupati Rembang hingga masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik semen.

Dia pun beruntung karena bisa berbicara dengan warga sekitar secara langsung untuk mendapat informasi.

"Bagi saya, seeing is believing. Melihat maka percaya, sebetulnya realitas di masyarakat itu seperti apa, maka kami di Kemensos akan melihat dampak sosialnya. Ternyata dampaknya signifikan terhadap kesejahteraan warga," ujar Khofifah.

(Baca juga: Peresmian Pabrik Semen di Rembang Tunggu Kajian Lingkungan Hidup)

 

Kesejahteraan itu, sambung dia, terbukti dengan adanya keterlibatan warga dalam aktivitas pabrik. Pabrik juga membantu pemerintah mengatasi kemiskinan, meningkatkan sumber daya manusia warga, memberi beasiswa, hingga memberi pelatihan soft skill.

Peningkatan sumber daya juga dilakukan dengan rencana pendirian sekolah menengah kejuruan di desa terdampak penambangan.

"Kami melihat bahwa ini meningkatkan (kesejahteraan) masyarakat sekitar, menurunkan kemiskinan. Kemensos melihat ini dan perlu mengkonfirmasi. Maka kami tanya ke menteri BUMN, menteri LHK, semua hadir di sini, jadi ketika tidak hadir kesini kurang komprehensif ketika mengambil kesimpulan," tambahnya.

"Dari hasil konfirmasi saya dengan warga, masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik justru merasakan manfaatnya, ada 110 security, administrasi, dan bagian komputer juga sudah menggunakan tenaga SDM lokal yang dipersiapkan, SMK disiapkan, pada saat yang sama permodalan untuk UKM dilakukan. Maka kita kawal bersama untuk peningkatan sinergitas ini," pesannya.

(Baca juga: Jokowi Diminta Bersikap soal Izin Baru Pabrik Semen di Rembang)

 

Bupati Rembang Abdul Hafidz menepis anggapan bahwa warga sekitar yang tinggal pabrik semen menolak kehadiran pabrik. Bupati juga menepis anggapan bahwa warga yang menolak pabrik diperlakukan buruk, bahkan diintimidasi.

"Saya ingin klarifikasi atas pemberitaan soal Rembang, terutama di Istana. Kami di istana dua kali dan sudah menjelaskan pemberitaan yang tidak benar. Rembang tidak ada intimidasi terhadap perempuan. Dari awal gak pernah ada gesekan fisik. Ndak ada. Jadi pemberitaan soal intimidasi keamanan, ini tidak benar," kata Hafidz.

Bupati sendiri menjadi korban atas pemberitaan itu. Namun setelah dijelaskan, masalah ini perlahan mendapat titik terang. "Saya jadi korban 'disekap' ibu-ibu pada awalnya, tapi dengan penjelasan dan komunikasi yang baik, tidak terjadi masalah sampai sekarang ini," tambahnya.

(Baca juga: Ini Hasil Kajian Kementerian ESDM di Kawasan Semen Rembang)

Kompas TV Seperti apakah keluh kesah petani yang dituangkan dalam bentuk nyanyian?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com