Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 20/04/2017, 18:45 WIB
Penulis Tim Cek Fakta
|
EditorTim Cek Fakta

SEMARANG, KOMPAS.com - Berita bohong atau hoax saat ini telah menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memerangi hoax.

Cendikiawan muslim Indonesia KH Mustofa Bisri atau Gus Mus merespon fenomena hoax yang terjadi belakangan ini. Dalam agama, sudah dianjurkan bagaimana menangani persoalan, termasuk soal hoax.

Dalam agama, hoax biasa dianggap sebagai perbuatan buruk (munkar). Untuk mengatasi persoalan yang bersifat munkar, ada tiga cara yang bisa digunakan. Cara-cara itu sudah ada sejak lama, bahkan saat ia belum lahir.

"Rasul itu menyatakan kalau lihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tanganmu, lalu mulutmu, lalu hatimu. Hatimu ini yang paling lemah," kata Gus Mus, dalam sarasehan anti hoax di Wisma Perdamaian Semarang, Kamis (20/4/2017).

(Baca juga: "News" atau "Hoax": Berita Kompas.com Di-"hoax"-kan)

 

Menurut Gus Mus, ahli tafsir sudah mengartikan tata cara itu. "Ubahlah dengan tangan" misalnya, bisa diartikan dengan mengubah dengan cara kekuasaan. Pihak kepolisian misalnya yang mempunyai kekuasaan bisa melakukan penindakan atas pelaku-pelaku penyebar hoax.

Polisi tidak perlu memberikan ancaman pasal yang ada dalam undang-undang yang mengatur hoax. Pemerintah juga diminta langsung merespon hoax, dengan tidak terus-terusan memberikan imbauan kepada masyarakat.

"Pemerintah mengimbau, itu kayak ulama. Pemerintah punya kekuasaan, pegang saja siapa yang nyebar," kata dia.

Soal "ubah dengan mulut" dilakukan tanpa kegiatan atau aksi. Cara mengubah ini bisa diwakili melalui DPR. Jika DPR ikut melakukan demo, maka justru hal demikian merupakan hal yang tidak pantas.

(Baca juga: Lingkaran Setan Situs "Hoax" dan Media Sosial)

 

"Siapa yang bisa pakai mulut? ya DPR. Kalau DPR ikut demo itu gak pantas. Demo itu karena macet saluran aspirasinya. DPR tugas menyalurkan kok ikut demo," kritiknya.

Pemimpin agama juga bertugas menyampaikan pesan. Persoalan yang ada disampaikan kepada Pemerintah agar diselesaikan. Pemimpin agama bisa berbicara meminta polisi menyelesaikan.

"Kalau gak bisa semua pakai hati, bisanya ngelus dada," tambahnya.

Lantas bagaimana cara menangkal hoax? Menurut Gus Mus, sepatutnya masyarakat saat ini tidak boleh terus mengalah. Masyarakat yang sehat tidak perlu mengalah.

"Kalau ulama jangan eksekusi, tapi minta pada Pemerintah. Kalau ingin partisipasi berantas hoax, pelajari aturan, sampaikan. Kalau tidak peduli, berarti tidak peduli dengan kesatuan bangsa," kata pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Tolibin Rembang ini.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke