Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dijapri" Kapolri, Polda Kalbar Amankan Kapal Nelayan Berisi Bahan Peledak

Kompas.com - 19/04/2017, 17:56 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Kalimantan Barat mengamankan sebuah kapal nelayan bermuatan bahan peledak di perairan laut muara Sebangkau, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Sabtu (15/4/2017) sekitar pukul 01.30 WIB. 

Kapolda Kalbar, Irjen Pol Musyafak mengungkapkan, penangkapan tersebut merupakan instruksi langsung dari Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

"Berawal dari pesan WhatsApp dari Bapak Kapolri melalui jalur pribadi (japri) bahwa wilayah tersebut marak akan terjadinya penangkapan ikan menggunakan bahan peledak," ujar Musyafak, Rabu (19/4/2017). 

(Baca juga: Kapal Tenggelam di Kepulauan Seribu Membawa Bahan Peledak)

Wilayah yang dimaksud adalah Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Dalam instruksi tersebut juga disebutkan, pengeboman ikan marak dilakukan oleh nelayan yang berasal dari wilayah Kalimantan Barat.

Polisi pun melakukan penyelidikan selama empat hari hingga akhirnya berhasil mengungkap pelaku bom ikan tersebut. 

"KM Muara Baru yang dinahkodai oleh Daeng Muis dengan lima ABK, berhasil diamankan dengan barang bukti berupa bahan-bahan peledak yang akan digunakan untuk menangkap ikan di wilayah perairan Kepulauan Riau," ungkap Musyafak. 

(Baca juga: Lagi, 81 Kapal Pencuri Ikan Ditenggelamkan di Penjuru Indonesia)

Direktur Ditpolair Kombes Pol Alex Fauzi memaparkan, barang bukti yang berhasil diamankan di antaranya empat karung pupuk ammonium nitrat fuel oil (amfo), bahan peledak TNT padat dan serbuk, ratusan detonator (sumbu peledak), alat komunikasi, peralatan navigasi serta puluhan jerigen dan barang bukti lainnya.

"Sekali melempar bom ikan, bisa mendapatkan hasil sebanyak 300 kilo ikan dari berbagai jenis. Sebelum melempar mereka mencari lokasi, terutama di terumbu karang," papar Alex.

Alex menambahkan, dalam menjalankan aksinya, pelaku tidak hanya menggunakan satu buah kapal, melainkan ada beberapa kapal dengan tugas yang berbeda.

"Sehingga ketika satu kapal ditangkap, yang lainnya langsung menghilang. Sehingga siapa otak pelaku dibaliknya masih kita kembangkan," ujar Alex.

Alex menambahkan, berdasarkan pengakuan pelaku serta jenisnya, bahan peledak tersebut berasal dari India. "Ini yang masih kita selidiki dari mana masuknya bahan peledak ini, bisa jadi juga dari negara terdekat, masih kita kembangkan," tutupnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com