PONTIANAK, KOMPAS.com - Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Kalimantan Barat mengamankan sebuah kapal nelayan bermuatan bahan peledak di perairan laut muara Sebangkau, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Sabtu (15/4/2017) sekitar pukul 01.30 WIB.
Kapolda Kalbar, Irjen Pol Musyafak mengungkapkan, penangkapan tersebut merupakan instruksi langsung dari Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
"Berawal dari pesan WhatsApp dari Bapak Kapolri melalui jalur pribadi (japri) bahwa wilayah tersebut marak akan terjadinya penangkapan ikan menggunakan bahan peledak," ujar Musyafak, Rabu (19/4/2017).
(Baca juga: Kapal Tenggelam di Kepulauan Seribu Membawa Bahan Peledak)
Wilayah yang dimaksud adalah Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Dalam instruksi tersebut juga disebutkan, pengeboman ikan marak dilakukan oleh nelayan yang berasal dari wilayah Kalimantan Barat.
Polisi pun melakukan penyelidikan selama empat hari hingga akhirnya berhasil mengungkap pelaku bom ikan tersebut.
"KM Muara Baru yang dinahkodai oleh Daeng Muis dengan lima ABK, berhasil diamankan dengan barang bukti berupa bahan-bahan peledak yang akan digunakan untuk menangkap ikan di wilayah perairan Kepulauan Riau," ungkap Musyafak.
(Baca juga: Lagi, 81 Kapal Pencuri Ikan Ditenggelamkan di Penjuru Indonesia)
Direktur Ditpolair Kombes Pol Alex Fauzi memaparkan, barang bukti yang berhasil diamankan di antaranya empat karung pupuk ammonium nitrat fuel oil (amfo), bahan peledak TNT padat dan serbuk, ratusan detonator (sumbu peledak), alat komunikasi, peralatan navigasi serta puluhan jerigen dan barang bukti lainnya.
"Sekali melempar bom ikan, bisa mendapatkan hasil sebanyak 300 kilo ikan dari berbagai jenis. Sebelum melempar mereka mencari lokasi, terutama di terumbu karang," papar Alex.
Alex menambahkan, dalam menjalankan aksinya, pelaku tidak hanya menggunakan satu buah kapal, melainkan ada beberapa kapal dengan tugas yang berbeda.
"Sehingga ketika satu kapal ditangkap, yang lainnya langsung menghilang. Sehingga siapa otak pelaku dibaliknya masih kita kembangkan," ujar Alex.
Alex menambahkan, berdasarkan pengakuan pelaku serta jenisnya, bahan peledak tersebut berasal dari India. "Ini yang masih kita selidiki dari mana masuknya bahan peledak ini, bisa jadi juga dari negara terdekat, masih kita kembangkan," tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.