Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Hentakan, Senapan SS2 Buatan Pindad Enak Dipakai Petembak Pemula

Kompas.com - 18/04/2017, 16:22 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Menembak menggunakan senapan serbu bagi sebagian orang awam mungkin terlihat sulit karena letusan dan hentakan senapan bisa membuat terkejut seluruh badan. Tapi ternyata tidak jika menggunakan senapan jenis SS2 buatan PT Pindad

Kontributor Kompas.com Putra Prima Perdana berkesempatan mencoba senapan SS2 V1 dalam lomba menembak antar-wartawan yang digelar di Lapangan Tembak Kendaraan Khusus PT Pindad, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Selasa (18/4/2017).

Baca juga: Gunakan Senjata Pindad, TNI AD Raih Juara Umum Kompetisi AARM Ke-26

Menggunakan senapan SS2 ini ternyata tidak sulit seperti yang dibayangkan sebelum menembak. Hentakan yang dihasilkan produk unggulan PT Pindad ini bisa dikatakan enak digunakan untuk pemula. 

Engineering Manager PT Pindad, Yasir Arafat menjelaskan mengapa senapan SS2 ini enak digunakan. Menurut dia, konstruksi senapan ini sudah disesuaikan untuk postur tubuh orang Indonesia. 

"Senapan SS2 ini desainnya orisinil dari PT Pindad. Prototipenya melibatkan user, ada masukan-masukan dari TNI AD, mulai dari tarikan picu pada saat pembidikan hingga hentakannya. Jadi bisa dikatakan ini sesuai dengan postur Indonesia dan Asia," kata Yasir di sela-sela lomba, Selasa siang. 

Agar memudahkan pengguna, PT Pindad membuat tarikan picu yang ramah di tangan pemula ataupun profesional. 

"Engine tarikan picu disesuaikan dengan kebutuhan dari user. Kalau standar kita 2 sampai 3,5 kilogram maksimum. Jadi tidak terlalu ringan dan tidak terlalu berat sesuai standar TNI," jelasnya. 

KOMPAS.com/Putra Prima Perdana Senapan SS2 buatan Pindad yang dipakai lomba menembak.

Selain dari tarikan picu, PT Pindad juga meminimalisasi hentakan saat senapan meletuskan peluru. Menurut Yasir, hentakan peluru yang minim bisa membuat tingkat akurasi peluru semakin tinggi.

Untuk mengedepankan akurasi tembakan, senapan SS2 pun dibagi menjadi beberapa varian yakni SS2-V1, SS2-V4,SS2-V5 dan SS2-V7. Mesin yang digunakan pada empat varian ini sama saja. Yang membedakan hanya panjang larasnya saja untuk menyesuaikan dengan medan tempur.

"Untuk SS2-V1 (yang digunakan untuk lomba) keakuratannya mencapai 400  hingga 450 meter. Untuk SS2-V5 bisa mencapai 600 meter," ungkapnya.

Baca juga: Senjata Buatan Pindad Mampu Tembus Rompi Antipeluru Tentara AS

Juara pertama lomba tembak antar wartawan dimenangkan oleh jurnalis video dari Antara TV Dian Herdiana (32) atau yang karib disapa Adi. Sebagai pemula, Adi membenarkan bahwa senapan SS2 V1 yang digunakannya sangat nyaman dalam pelukan.

"Enak dipegang dan sesuai postur tubuh. Sangat memudahkan sekali apalagi kalau tahu triknya, malah lebih nyaman. Beratnya juga pas," akunya. 

Senada dengan Adi, juara kedua lomba menembak, Muhammad Solehudin mengaku sangat puas dengan hasil tembakannya. Soleh yang baru pertama kali memegang senapan pun mengaku terkejut dengan hasil yang diperolehnya dalam lomba ini. 

"Nyaman sekali dipakai dan terasa mudah. Cerita banyak orang menggunakan senjata itu menakutkan. Tapi ternyata dengan senapan SS2 ini menyenangkan karena minim hentakan," tandasnya.

Kompas TV Polisi Bongkar Rencana Pembunuhan PM Thailand
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com