Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKKBN Sebut Setiap 1,5 Jam, Satu Ibu Melahirkan di Indonesia Meninggal

Kompas.com - 17/04/2017, 18:11 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra Suraparty mengatakan, setiap 1,5 jam, seorang ibu melahirkan di Indonesia meninggal dunia.

Surya menjelaskan, pada tahun 2000, dari 100 ribu ibu melahirkan ada 228 ibu melahirkan yang meninggal. Angka itu ditargetkan turun menjadi 102 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2015.

"Tapi kenyataannya angkanya semakin meningkat menjadi 359 per 100 ribu kelahiran, yang artinya tiap 1,5 jam, ada ibu hamil melahirkan yang meninggal dunia. Mengapa angkanya tinggi karena KB mulai dilupakan," ujarnya saat berkunjung ke Kampung KB di Dusun Paeloan, Desa Sumber Baru, Kecamatan Singonjuruh, Senin (17/4/2017).

(Baca juga: Kabupaten Bogor Masih Jadi Penyumbang Tertinggi Angka Kematian Ibu di Jabar)

Tingginya angka kematian ibu (AKI) disebabkan beberapa hal. Di antaranya, usia ibu hamil masih muda atau kurang dari 21 tahun, jarak kelahiran terlalu rapat, usia terlalu tua saat melahirkan, serta terlalu banyak anak. 

"Satu satunya solusi ya KB. Jadi kami menggalakan kembali program keluarga berencana," jelasnya.

(Baca juga: Kartini dan Tantangan Menekan Angka Kematian Ibu)

Sementara itu, Pua Jiwa, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Banyuwangi menjelaskan, pengguna KB di Banyuwangi saat ini cukup tinggi, di atas 71 persen dari 100 pasangan sah usia subur.

"Angkanya memang naik turun tapi masih di atas 70 persen. Untuk KB  di Banyuwangi terbanyak menggunakan KB suntik," jelasnya.

Banyuwangi, sambung Pua Jiwa, menargetkan ada 24 kampung KB di daerahnya dengan satu desa atau dusun di setiap kecamatan.

(Baca juga: Pemerintah Diminta Lebih Serius Kurangi Angka Kematian Ibu)

 

"Indikasi dipilihnya daerah tersebut sebagai kampung KB, salah satunya adalah tingkat pasrtisipasi masyarakat untuk KB masih rendah dibandingkan desa lain di sekitarnya," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com