Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan Wedang Secang, Sri Berdayakan Ibu-ibu di Desa

Kompas.com - 16/04/2017, 11:35 WIB
Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com - Sri Lestari (42), tampak sibuk mengumpulkan beberapa bahan wedang kayu secang. Ada kayu secang, kayu manis, sere, daun jeruk, cengkih, dan lainnya.

Setelah terkumpul, ibu beranak dua yang tinggal di Desa Galih, Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Jawa Tengah ini, memblendernya hingga menjadi bubuk.

“Semuanya ada 15 jenis. Bahannya semua berasal dari Kendal,” kata Sri Lestari, Minggu (16/4/2017).

Ibu berjilbab yang ramah senyum tersebut, mengaku sudah biasa meracik bahan untuk wedang kayu secang. Sejak tahun 2010, Sri mulai membuka usaha wedang kayu secang. Awal mulanya, hanya dijual untuk kalangan terbatas.

“Nenek moyang saya, kalau buat minuman ya, seperti ini,” ujarnya.

Menurut dia, minuman wedang kayu secang mempunyai banyak manfaat. Di antaranya, bisa mengatasi perut kembung, mengatasi masuk angin, mengatasi gangguan pembuluh darah, koroner yang menyempit hingga meningkatkan stamina.

Sri membanderol satu bungkus serbuk wedang secang siap seduh, hanya Rp 10.000.  Satu bungkus bisa untuk membuat wedang kayu secang sebanyak 6 gelas.

“Kalau disimpan, bisa tahan sampai 1 tahun,“ sebutnya.

Baca juga: Membangkitkan Lagi Kopi Slukatan Wonosobo yang Sempat Punah

Inspirasi ibu-ibu

Wedang kayu secang, milik Sri Lestari, yang diberi nama, Anget Seger, kini mulai dikenal banyak orang. Istri Kepala Fesa Galih itu pun, kemudian menularkan ilmunya kepada beberapa ibu rumah tangga yang tinggal di sekitarnya.

“Sekarang sudah ada 20 ibu sini, yang juga membuat bahan wedang kayu secang,” katanya.

Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat, kemudian ibu-ibu itu, membuat kelompok usaha rumah tangga wedang kayu secang dengan Ketua Sri Lestari.

“Adanya kelompok ini, malah menguntungkan. Kalau ada pemesan, kita tinggal mengontak teman-teman dan membagi tugas,” ujarnya.

Ibu yang ingin memberdayakan wanita di kampungnya ini, menyebutkan saat ini setidaknya sudah memproduksi 5 kg serbuk wedang kayu secang, per harinya. Satu kilo serbuk dibuat menjadi 1 bungkus.

“5 kilo itu, bahannya hanya kami beli dengan harga Rp 100.000,” terangnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com