PONOROGO, KOMPAS.com — Bantuan warga untuk korban bencana tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung yang ditampung melalui rekening Pemerintah Kabupaten Ponorogo sudah terkumpul Rp 1,1 miliar.
Jumlah itu dikumpulkan dalam sepekan terakhir melalui empat rekening.
"Hingga Jumat kemarin (13/4/2017) dana yang terkumpul sudah mendekati Rp 1,1 miliar dari empat rekening yang dibuka oleh pemkab," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Ponorogo Agus Pramono, Jumat (14/4/2017).
Agus mengungkapkan, jumlah itu belum ditambah uang senilai Rp 150 juta dari masyarakat dan lembaga swasta yang belum dimasukan dalam rekening.
(Baca: Ombudsman Pantau Langsung Penyaluran Bantuan Korban Longsor Ponorogo)
Agus menegaskan seluruh uang bantuan yang terkumpul akan diserahkan kepada korban terdampak. Uang bantuan itu, tak akan dipotong untuk biaya operasional.
Pemkab Ponorogo, kata Agus, masih akan membuka empat rekening bantuan yakni di BNI, Bank Jatim, Bank Mandiri dan BRI. Rekening bantuan baru akan ditutup jika ada perintah dari bupati.
Untuk bantuan logistik berupa pakaian, makanan, obat-obatan, beras, dan bantuan lainnya, kata Agus, sudah didistribusikan kepada keluarga korban dan warga terdampak.
Selain itu, warga di sekitar lokasi bencana juga menerima bantuan.
Sementara itu Dandim Ponorogo, Letkol Inf Slamet Sarjianto mengatakan dua barak berisi 19 kamar untuk tempat tinggal sementara keluarga korban longsor di Desa Banaran akan selesai dua hari lagi.
Menurut Slamet lamanya waktu pembangunan barak lantaran terkendala faktor cuaca di lokasi.
Slamet menuturkan jika hujan, mobil yang membawa bahan-bahan bangunan susah menjangkau lokasi pembangunan barak.
(Baca: Pelajaran Kehidupan dari Anak-anak Korban Tanah Longsor Ponorogo)
"Kalau kondisi cuaca hujan maka mobil yang membawa bahan material susah untuk naik ke lokasi," kata Slamet, Jumat ( 14/4/2017).
Tak hanya itu, longsor susulan yang menerjang lokasi Minggu (9/4/2017) mengakibatkan akses jalan utama menuju lokasi pembangunan barak tidak bisa dilewati.
Untuk mencapai lokasi, mobil pembawa bahan bangunan harus melalui jalan alternatif yang relatif curam.