PASURUAN, KOMPAS.com - Pengurus DPD PKS Kabupaten Pasuruan menyikapi biasa saja terkait pemeriksaan Muhammad Nadir Umar oleh Detasemen Khusus (Densus) 88. Pasalnya, sejumlah pengurus sudah mengetahui aktivitas MNU yang kerap ke luar negeri untuk umrah atau misi kemanusian.
"Sejak berita awal penangkapan beliau (MNU-red) kami tidak percaya jika terlibat jaringan. Karena dia sering ke luar negeri untuk umrah dan misi kemanusian," ucap Ketua DPD PKS Kabupaten Pasuruan, Badrut Tamam, Senin (10/4/2017).
Di mata pengurus, MNU merupakan aktivis pendidikan dan keagamaan. Dia mempunyai yayasan pendidikan dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selain itu juga mengelola biro travel umrah.
"Jadi kalau umrah biasanya juga ada bonusnya mampir ke Turki atau ke negara lain. Kalau di sekolah yang dikelolanya mencapai 300 siswa," ucapnya.
Baca juga: Anggota Fraksi PKS Ditangkap Densus 88 setelah Dideportasi dari Turki
Sementara untuk di karir politik, MNU terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Pasuruan periode 2014-2019 dan menjadi Ketua Badan Kehormatan. Sedangkan di partainya dia menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan DPD PKS Kabupaten Pasuruan.
"Pak Nadir pernah nyalon jadi anggota dewan di tahun 2009 tapi gagal. Namun pemilu 2014 lalu dia terpilih menjadi anggota dewan dari Dapil IV," ujarnya.
Seperti diberitakan, MNU dijemput Densus 88 di terminal II Bandara Internasional Juanda Surabaya Sabtu kemarin (8/4/2017) setelah turun dari pesawat dari Kuala Lumpur Malaysia pukul 15.21 WIB.
Dia dideportasi karena memasuki wilayah perbatasan Suriah di Lebanon dengan misi kemanusian.
Baca juga: Densus 88 Tangkap Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan Fraksi PKS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.