Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Korban Kecelakaan Kerja di Jatim Park 3 Masih di Bawah Umur

Kompas.com - 05/04/2017, 22:39 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Satu dari tujuh korban kecelakaan kerja di lokasi pembangunan wahana wisata Jatim Park 3 (Jatim Park Group) Kota Batu, Jawa Timur masih di bawah umur, Rabu (5/4/2017).

Pekerja itu diketahui bernama RS warga Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Ia merupakan anak kelahiran 2001 atau berusia 16 tahun. Ia mengalami luka gores di tangan saat kecelakaan kerja itu terjadi.

Enam pekerja lainnya adalah Samsu (45) warga Rembang mengalami luka di bagian kepala, Krimiadi (29) warga Ngantang, Kabupaten Malang mengalami luka lecet di bahu, dan Witono (36) warga Ngantang, Kabupaten Malang mengalami luka di bagian kepala.

(Baca juga: Plengsengan Ambrol, 7 Pekerja Jatim Park Terluka)

 

Selain itu Wartono (34) warga Pujon, Kabupaten Malang mengalami luka memar di kaki kiri, Jumar (68) warga Ngantang, Kabupaten Malang mengalami patah kaki dan dirawat di Rumah Sakit Panti Nirmala, Kota Malang. Sedangkan Taufik (41) warga Ngantang, Kabupaten Malang mengalami luka ringan.

Hingga kini, Polres Batu masih melakukan penyelidikan terhadap kejadian kecelakaan kerja itu. Termasuk dugaan adanya pelanggaran ketenagakerjaan karena didapati adanya pekerja di bawah umur.

"Kalau ada pelanggaran, baik pelanggaran ketenagakerjaan kita proses," ujar Kepala Bagian Humas Polres Batu, AKP Waluyo kepada Kompas.com.

Pihaknya mengaku masih mencari keterangan terkait adanya kejadian itu. "Masih dalam proses penyelidikan. Masih mengumpulkan bukti dan memeriksa saksi," jelasnya.

Sementara itu, PT Maju Batu Bersama selaku kontraktor pembangunan lokasi wisata Jatim Park 3 (Jatim Park Group) membantah bahwa korban kecelakaan kerja berjumlah tujuh orang.

"Di lokasi itu ada 10 orang. Tiga luka, yang lainnya tidak apa-apa," tutur Proyek Manajer PT Maju Batu Bersama, Suryo Widodo saat memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan.

(Baca juga: Murid TK Diterkam Anak Harimau di Jatim Park 2)

 

Bahkan, sambung dia, semua korban kecelakaan kerja sudah dipulangkan ke kediaman masing-masing. Menurutnya, kejadian itu karena faktor alam. Cuaca yang kerap turun hujan mengganggu kekuatan plengsengan yang telah dibangun.

"Ini karena faktor cuaca sehingga plengsengan itu tidak mampu menahan air dan tanah yang ada," katanya.

Ia membantah plengsengan itu dibangun tidak sesuai dengan spesifikasi dan teknisnya. Menurutnya, plengsengan yang akan menjadi pondasi bangunan untuk istana boneka itu sudah cukup kuat.

"Sudah kuat. Spektek tidak ada yang salah. Hanya faktor cuaca," jelasnya.

(Baca juga: 38 Persen Kecelakaan Kerja Jatuh dari Ketinggian)

 

Total ada 120 pekerja di lokasi pembangunan wahana wisata yang luasnya mencapai sekitar 9 hektar itu. Suryo berjanji akan menanggung segala pengobatan korban kecelakaan kerja itu.

Diketahui, kecelakaan kerja terjadi di lokasi pembangunan wahana wisata Jatim Park 3 (Jatim Park Group), Rabu (5/4/2017) sekitar pukul 11.00 WIB. Sebanyak tujuh pekerja mengalami luka-luka dalam kejadian itu. Sementara kecelakaan kerja dipicu plengsengan pada pondasi bangunan yang ambrol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com