Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Jebol, 100 Ton Ikan Mati di Musi Rawas

Kompas.com - 05/04/2017, 21:31 WIB

MUSI RAWAS, KOMPAS — Sekitar 100 ton ikan budidaya dalam tambak milik Muhammad Ali, warga Desa Tegal Rejo, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, Selasa (4/4), mati akibat jebolnya tanggul irigasi sekunder di desa itu. Air kolam surut dan ikan kekurangan air. Kerugian ditaksir mencapai Rp 2,1 miliar.

Pengawas kolam Daryono saat dihubungi dari Palembang, Selasa, mengatakan, air surut setelah tanggul kayu penahan air kolam jebol pada Selasa dini hari. Tanggul jebol karena meningkatnya volume air akibat hujan deras selama beberapa hari terakhir. Selain itu, tanggul juga disinyalir sudah rapuh karena sudah lama digunakan.

Panjang tanggul yang jebol mencapai 7 meter yang merupakan bagian dari saluran irigasi sekunder yang dibangun Balai Besar Wilayah Sungai. Air di saluran itu juga digunakan untuk mengairi sawah. Akibatnya, ikan juga masuk ke sawah.

“Kami sempat menutup tanggul dengan palang besi. Namun, cara itu tidak efektif. Air tetap saja keluar,” ujarnya.

Daryono mengatakan, pihaknya mengalami kerugian hingga Rp 2,1 miliar. Kerugian tersebut dihitung dari harga jual ikan saat ini yang sekitar Rp 20.000 per kilogram. Ikan yang mati tidak bisa dijual dan akhirnya diberikan kepada warga setempat.

Budidaya ikan tambak di kawasan itu mulai dilakukan sejak 2005. Di tambak tersebut terdapat 28-30 unit kolam yang berisikan puluhan ribu ikan jenis ikan mas dan ikan nila. Ikan dapat dipanen setelah berumur 2,5 bulan dengan bobot 3-4 ton sekali panen.

“Sebenarnya hari ini waktunya panen. Namun, karena surutnya air, ikan pun banyak yang mati,” ujarnya.

Kepala Dinas Perikanan Musi Rawas Bambang Haryadi mengatakan, tambak yang jebol merupakan salah satu tambak besar di wilayah Musi Rawas. “Ada empat tambak besar lain yang melakukan usaha serupa,” ujarnya.

Kematian ikan tersebut diprediksikan mengurangi pasokan ikan di Musi Rawas. Namun, pihaknya akan tetap berkoordinasi agar ketersediaan ikan tetap sesuai dengan kebutuhan pasar.

Untuk mengantisipasi kejadian ini agar tidak kembali terulang, menurut Bambang, pihaknya tengah mengusung konsep kolam terpal. Sistem ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko hilangnya air apabila tanggul kembali jebol.

Sampai saat ini, ujar Bambang, pihaknya terus berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai agar tanggul yang menjadi pembatas kolam dapat segera diperbaiki kembali sehingga secepatnya dapat digunakan untuk tempat budidaya.

“Saat ini kami berupaya untuk memindahkan bangkai ikan yang masih ada di kolam agar kualitas air tetap terjaga dengan baik,” ujarnya. (RAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com