Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kopi Beraroma Buah Semangka di Kendal

Kompas.com - 03/04/2017, 09:26 WIB
Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL,KOMPAS.com - Kopi, semakin banyak digemari oleh masyatakat, termasuk masyarakat Kendal, Jawa Tengah. Hal ini terlihat dengan semakin menjamurnya kedai kopi di daerah yang bersebelahan dengan kota Semarang ini.

Kabupaten Kendal sendiri, sebenarnya salah satu daerah penghasil kopi. Tanaman itu, tumbuh subur di Kendal daerah atas. Terutama sekali, di lereng gunung Prahu dan Ungaran.

Ada empat varietas atau jenis kopi yang tumbun di Kendal, yakni, robusta, arabika, liberica, dan excelsa.

Khusus jenis liberica ini, sedang dikembangkan oleh beberapa petani kopi. Salah satu petani itu, adalah Pujo Widodo.

Baca juga: Pasang Surut Kopi Merapi

Pengurus kelompok tani kopi Mlatimakmur di desa Mlatiharjo,Kecamatan Patean Kabupaten Kendal ini, menyebutkan, selain menanam kopi jenis robusta, arabika, dan excelsa, kini dirinya mulai menanam kopi jenis liberica. Tidak cuma menanam, tetapi pihaknya juga menjual bibitnya.

“Dulu jenis kopi liberica ini, banyak ditanam oleh petani kopi Kendal. Tapi kemudian ditinggalkan dan beralih ke kopi robusta, arabica, dan excelsa. Mungkin karena peminatnya berkurang,“ kata Pujo, Minggu (2/4/2017) malam.

Kopi Kendal memiliki aroma khas. Ada yang aromanya berbau buah semangka, ada juga yang rempah-rempah.

“Kalau tanaman kopinya tumbuh di daerah semakin atas, aromanya mendekati seperti rempah-rempah. Sangat harum, “ ujarnya.

Pujo mengaku, dirinya dan petani kopi lain yang tergabung dalai kelompok tani Mlatimakmur, menjual hasil panennya di kafe-kafe dan kedai–kedai kopi. Di antaranya di Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Kendal.

“Kalau saya, sebulan rata-rata bisa menjual 1 kuintal kopi,” ucap Pujo.

Baca juga: Seandainya Ada Pangeran Arab Saudi yang Mampir ke Warung Kopi Saya

Pujo mengatakan, dirinya juga memproduksi kopi luwak. Ada sekitar 91 hewan luwak peliharaannya, yang dijadikan produsen. Dia membanderol kopi luwak produksinya sekitar Rp 2 juta perkilogram untuk kopi mentah.

“Kalau yang sudah jadi bubuk, harganya sekitar Rp 3 juta,” katanya.

Sementara Bupati Kendal Mirna Anissa mengaku sedang berusaha mencarikan bantuan alat produksi kopi ke pemerintah pusat. Sebab, saat ini petani kopi Kendal masih manual dalam memproduksi kopi hasil panennya.

“Kalau ada mesinnya, kan hasil panennya bisa lebih banyak diproduksi menjadi kopi siap pakai,” kata Mirna.

Ibu dua anak ini, menyebutkan, kopi asal Kendal tidak mau kalah dengan kopi dari daerah lain. “Rasanya luar biasa, “ sebutnya.

Menurut Mirna, ada jenis kopi yang jarang bisa tumbuh di daerah lain, tapi bisa tumbuh subur di Kendal. Jenis kopi itu adalah Liberica.

“Saya kemarin di Jakarta, sudah bertemu dengan beberapa investor. Saya menawarkan hasil kerja sama untuk menggarap hasil perkebunan, pertanian, kelautan, dan wisata. Tapi khusus kopi ini, biar masyarakat Kendal sendiri yang mengelolanya,” kata Mirna.

Mirna mengaku, banyaknya komunitas pecinta kopi di Kendal, menjadikan petani kopi mempunyai masa depan yang cerah. 

Baca juga: Aher: Persib Harus kayak Kopi Jabar..

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com