Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuberkulosis Tak Diobati Bisa Menular hingga ke 15 Orang

Kompas.com - 28/03/2017, 14:14 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Data WHO Global Tuberculosis Report 2016 menunjukkan, Indonesia dengan jumlah penduduk 254.831.222 jiwa menempati posisi kedua jumlah kasus tuberkulosis (TB) tertinggi di dunia.

TB di Indonesia menjadi penyebab kematian nomor empat setelah penyakit kardiovaskular. Hasil survei juga memperkirakan jumlah orang dalam populasi yang mengalami penyakit TB di Indonesia mencapai 0.65 persen, dimana tiap tahun terdapat 1 juta kasus baru TB di Indonesia.

Akan tetapi, masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui tentang TB, bagaimana mengidentifikasi tanda dan gejala utama TB serta cara mengakses pengobatannya.

"Padahal satu orang yang tidak terdeteksi dan tidak menjalani pengobatan bisa menularkan TB pada 10 hingga 15 orang lainnya dalam 1 tahun kontak dekat. Dan TB dapat diobati secara gratis," ungkap Ketua Pengurus Daerah Aisyiyah Kabupaten Semarang, Ida Zahara Adibah, Senin (27/3/2017).

 

Baca: Kalla Ingatkan Potensi Penyebaran Tuberkulosis di Indonesia

Sejak 2 tahun lalu, Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah berkontribusi dalam program penanggulangan Tuberculosis-HIV (TB-HIV) berbasis masyarakat yang disebut TB-HIV Care Aisyiyah.

Menurut Ida Zahara Adibah, pengetahuan yang kurang tentang TB dan adanya pengobatan gratis TB, mengakibatkan terlambatnya mereka mencari pengobatan atau bahkan tidak berobat yang otomatis berkontribusi pada tingginya prevalensi TB.

Di Kabupaten Semarang TB Care Aisyiyah telah mendorong kesadaran masyarakat sehingga peka terhadap gelaja-gejala TB dengan kegiatan "Ketok Pintu". Tujuannya adalah meningkatkan jumlah suspect TB yang diperiksa dan diobati sampai sembuh.

"Kader TB kami sudah mendatangi lebih dari 1.400 rumah di 19 kecamatan melalui Program Ketok Pintu pada periode 1-20 Maret 2017 lalu. Hasilnya masih direkap serta dikaji," terang Ida.

Baca: Informasi Penyakit Tuberkulosis Akan Dipasang di Bus Transjakarta

Saat ini, TB-HIV Care Aisyiyah sudah memasuki tahun kedua dibiayai oleh Global Found. Sedangkan jumlah kader TB di Kabupaten Semarang, memang tidak bertambah yakni sejumlah 48 orang.

Namun pihaknya terus berupaya untuk menelurkan kader "intilan" untuk mewujudkan kader mandiri TB.

"Target kami walaupun Aisyiyah sudah tidak didanai oleh Global Found, program serta gerakan yang ada tetap bisa berjalan. Karena kita sudah bertekad untuk penanggulangan TB mandiri," tandasnya.

Langkah-langkah menuju TB mandiri, terangnya, adalah membuat jejaring di masing-masing daerah domisili kader TB yang sudah dilatih secara intensif. Pihaknya optimistis jika program ini berjalan baik, maka upaya pemerintah memberantas TB akan berhasil.

"Program penanggulangan TB ini untuk semua agama, golongan," imbuhnya.

Baca: Tiap 10 Detik, Satu Orang Meninggal Akibat Penyakit Tuberkulosis

Selain proram ketok pintu, TB-HIV Care Aisyiyah juga mengadakan acara publik yang diselenggarakan bertepatan dengan Peringatan Hari TB Sedunia 2017 di Lapangan Panglima Besar Jenderal Sudirman, Ambarawa, Minggu (26/3/2017) kemarin.

Serangkaian kegiatan dengan tema "Gerakan Masyarakat Indonesia Bebas Tuberculosis" ini antara lain jalan sehat, pemeran kegiatan Community TB-HIV Care Aisyiyah, penyuluhan tentang TB-HIV massal dan donor darah.

"Selain mempublikasikan kegiatan TB-HIV Care Aisyiyah, kegiatan tersebut sekaligus untuk mendapatkan dukungan lebih luas untuk kegiatan TB," pungkasnya.

Kompas TV PMI Banjarmasin Temukan Darah Terkontaminasi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com