DENPASAR, KOMPAS.com - Ribuan warga Denpasar memadati titik nol Bali di Simpang Catur Muka, Kota Denpasar Senin (27/3/2017). Mereka terlihat begitu antusias menunggu digelarnya pawai ogoh-ogoh yang menjadi tradisi sebelum pelaksanaan hari raya Nyepi.
Selain warga lokal, di antara pengunjung yang hadir nampak wisatawan ikut berjejal ingin merasakan kemeriahan malam pengrupukan. Bahkan warga mulai berbondong-bondong datang sejak pukul 14.00 Wita.
Tepat pukul 19.00 Wita ogoh-ogoh pertama mulai melintasi Catur Muka. Salah seorang warga Denpasar Catur Wati mengaku tdatang ke tempat ini bersama keluarga. Selain menyaksikan pawai ogoh-ogoh, malam pengrupukan menjadi waktu berkumpul bersama keluarga.
"Senang ya dengan suasananya ramai sekali," ujar Catur kepada Kompas.com.
(Baca juga: Sehari Menjelang Nyepi, Umat Hindu Jalani Ritual Tawur Kesanga)
Sambil menyaksikan pawai ogoh-ogoh, Catur bersama keluarga bisa menikmati berbagai jajanan yang dijual di sekitar patung Catur Muka.
Selain suasana yang ramai, Catur Awati juga ingin melihat berbagai kreasi ogoh-ogoh karya warga Denpasar. Walau tampilannya seram, ogoh-ogoh tetap menarik untuk dilihat dan diabadikan.
"Senang ya lihat ogoh-ogoh karena sangat beragam dan unik" katanya.
Tradisi arak ogoh-ogoh merupakan bagian dari rangkaian perayaan Nyepi. Malam saat ogoh-ogoh diarak dikenal dengan malam pengerupukan. Bagi warga Bali, ogoh-ogoh merupakan simbol butakala (sifat negatif) yang harus dikendalikan.
(Baca juga: Di Balik Hening pada Hari Nyepi Umat Hindu)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.