Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir Bandang Bima Alami Kedinginan dan Kelaparan

Kompas.com - 27/03/2017, 05:45 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Sekitar 800 jiwa dari 400 kepala keluarga (KK) mengungsi lantaran rumah mereka terendam banjir, Minggu (26/3/2017).

Warga di Lingkungan Sigi, Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima, yang rumahnya terendam banjir ini mengungsi ke Masjid Sultan Muhammad Salahuddin, tak jauh dari kediaman wali kota Bima.

Di tempat pengungsian, warga yang terdiri atas laki-laki, perempuan, lansia, bahkan anak-anak menggigil karena kedinginan. Sementara bantuan pakaian maupun selimut dari pemerintah setempat belum juga datang.

Baca juga: Kisah Rukaya, Nenek Korban Banjir Bima yang Tinggal di Gubuk Reyot

Sebagian dari mereka rampak memanfaatkan fasilitas masjid seperti karpet dan bantal yang sempat diselamatkan mereka sebagai alas tidur.

Yaman, salah satu dari pengungsi mengaku, peristiwa banjir yang terjadi hingga Minggu malam telah merendam rumah mereka yang tak jauh dari bantaran sungai.

Banjir setinggi 50 sampai 75 sentemeter itu membuat ia dan keluarganya panik dan berlarian menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.

"Air masuk dalam rumah begitu cepat. Tak sedikit pun yang kita pikirkan untuk menyelamatkan barang-barang dan harta benda lainnya yang berada dalam rumah," kata Yaman.

Karena banjir merendam rumahnya, seluruh barang dan harta benda lainnya dipastikan tak ada yang bisa diselamatkan.

"Tidak ada pakaian yang bisa diselamatkan, kecuali yang dikenakan di badan. Baju yang saya pakai ini basah. Mana bisa tidur. Rumah dan isi seluruhnya sudah terendam banjir," keluhnya.

Saat ini, ia bersama korban banjir bandang di tempat pengungsian membutuhkan bantuan selimut dan pakaian yang layak digunakan saat tidur pada malam hari.

"Yang kami butuhkan malam ini hanya pakaian dan selimut. Kasihan warga yang lain juga mulai keindinginan," katanya.

Keluhan yang sama juga disampaikan pengungsi lainnya, Fika. Saat ini ia dan anaknya memerlukan pakaian dan selimut untuk menghangatkan tubuh mereka.

"Dari rumah kami hanya membawa pakaian yang menempel di tubuh saja. Semuanya terendam, termasuk pakaian dan selimut. Sekarang anak-anak sudah mulai menggigil," tutur Fika.

Baca juga: Kisah Rukaya, Nenek Korban Banjir Bima yang Tinggal di Gubuk Reyot

Selain itu, ia dan pengungsi mengaku kepalaran karena tidak kebagian nasi bungkus bantuan.

"Tadi saja saling rebutan nasi, bahkan ada yang ribut-ribut gara-gara enggak kebagian nasi. Termasuk kita juga belum dapat jatah, padahal udah lapar dari tadi," keluhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com