Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 26/03/2017, 11:39 WIB
|
EditorLaksono Hari Wiwoho

DENPASAR, KOMPAS.com - Sebanyak 7.079 ogoh-ogoh dipersiapkan untuk acara malam pengrupukan atau malam sebelum hari raya Nyepi di Bali pada Selasa (28/4/2017) lusa.

Pantauan Kompas.com, Minggu (26/3/2017), ogoh-ogoh tersebut mulai diletakkan di pinggir jalan atau di bale banjar.

Ogoh-ogoh terbanyak ada di Kabupaten Buleleng, yaitu 1.380 buah. Di Gianyar ada 1.355 ogoh-ogoh, di Kota Denpasar sebanyak 1.121 buah, Tabanan ada 894 ogoh-ogoh, Jembrana 654 buah, Badung ada 532 buah, Klungkung ada 400, Karangasem ada 380, serta Bangli sebanyak 372 ogoh-ogoh.

Ogoh-ogoh tersebut mulai dibuat dua bulan sebelum hari raya Nyepi. Semuanya dikerjakan secara bergotong royong oleh warga di banjar atau desa adat masing-masing.

Ogoh-ogoh lazimnya berbentuk patung dan merupakan perwujudan buta kala. Karena itu, ogoh-ogoh selalu dibuat dengan tampilan seram dan menakutkan.

Ogoh-ogoh tersebut akan diarak bersama-sama oleh warga. Patung-patung itu diletakkan di atas bambu yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa diangkat oleh puluhan orang.

Saat perarakan, rombongan pengusung mengenakan pakaian khas Bali dan diiringi tabuhan musik bleganjur.

Sementara itu, Polda Bali akan mengerahkan 5.626 personel untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama berjalannya malam pengrupukan.

Wakil Kepala Polda Bali Brigjen (Pol) Alit Widana mengatakan, salah satu titik yang menjadi perhatian khusus saat malam pengrupukan adalah Simpang Catur Muka, yang terletak tidak jauh dari rumah jabatan Gubernur Bali.

"Khusus malam pengrupukan, titik yang mendapat perhatian khusus di depan Rumah jabatan sekitar Catur Muka karena arakan ogoh-ogoh akan dipusatkan di sana," kata Widana saat apel gelar pasukan pengamanan Nyepi, Rabu (22/3/2017) di Denpasar.

Sekitar lokasi itu akan ditutup bagi kendaraan umum karena diperkirakan akan dipadati warga, baik yang mengarak ogoh-ogoh maupun yang datang untuk menonton.

Widana menyebutkan, dari evaluasi pelaksanaan malam pengrupukan tahun-tahun sebelumnya, sering terjadi bentrokan warga antardesa adat saat mengarak ogoh-ogoh. Pemicunya adalah minuman keras.

Karena itu, Widana mengimbau kepada anggota kepolisian bersama warga rutin melakukan penertiban minuman keras jelang Nyepi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke