Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Beratapkan Daun dan Berlantai Kerikil, Anak-anak Ini Tetap Semangat Belajar

Kompas.com - 25/03/2017, 13:03 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

BETUN, KOMPAS.com - Kondisi SD Negeri Oevetnai di Dusun Wetalas, Desa Weulun, Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) sungguh memprihatinkan.

Betapa tidak, bangunan sekolah darurat itu hanya beratapkan daun pohon sagu dan berdinding pelepah gewang yang sudah bolong. Meja dan kursi pun terbuat dari papan dan ditopang oleh kayu berukuran sedang.

Lantai sekolah pun masih alami yakni tanah dan di atasnya ditaburi batu ukuran kecil.

Pendiri SD Negeri Oevetnai yang juga menjadi guru bantu, Nelci Bani menyebut, sekolah darurat itu memiliki lima ruang kelas dan satu ruang guru.

Menurut Nelci, sekolah yang dibangun sejak tahun 2013 lalu, kini telah memiliki 71 siswa (kelas I-V) dengan jumlah guru 14 dengan rincian PNS tiga orang, satu orang guru dari program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T), dan 10 orang guru honorer.

”Biar pun sekolah kami darurat dengan atap daun gewang, meja dan bangku darurat, tetapi anak-anak semangat untuk belajar dan terus berprestasi dan mereka senang menerima pelajaran dari guru-guru,” kata Nelci kepada Kompas.com, Sabtu (25/3/2017).

Nelci mengatakan, tahun 2011-2012 di bangunan darurat itu, dirinya mendirikan sekolah Pendidian Anak Usia Dini (PAUD) dengan jumlah siswa 18 orang.

Selanjutnya setelah anak-anak PAUD diwisuda, ia pun bersama beberapa orang temannya berinisiatif membangun SD jarak jauh, sehingga kemudian merekrut 24 orang anak putus sekolah dari SDI Weulun (SD terdekat).

Novita Nurcayati Siswa SD Oevetnai sedang mengikuti proses kegiatan belajar mengajar.
Dari jumlah tersebut, kemudian bersama sejumlah tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat bersepakat bersama mendirikan SD jarak jauh dengan tujuan untuk melanjutkan ke 18 orang siswa paud dan 24 siswa putus sekolah untuk melanjutkan pendidikanny. Akhirnya pada pertengahan tahun 2012 SDN Oevetnai didirikan.

SDN Oevetnai lanjut Nelci, merupakan sekolah jarak jauh dari SDI Lorobauna.

“Tujuan didirikannya sekolah ini adalah untuk mendekatkan pelayanan pendidikan, meningkatkan angka partisipasi belajar, mengurangi angka putus sekolah dan menurunkan angka butu huruf bagi warga Dusun Wetalas,” sebutnya.

Ditutup Bupati Malaka

Nelci mengatakan, pada 23 Januari 2017 Bupati Malaka Stefanus Bria Seran kemudian mengundang kepala sekolah dan para guru dari SD Oevetnai untuk bertemu di rumah jabatan Bupati.

Di hadapan kepala sekolah dan para buru, Bupati Malaka mengatakan bahwa sekolah itu harus ditutup. Dia beralasan bahwa penutupan SDN Oevetnai gedung sekolah itu tidak layak dan tidak ditunjang dengan fasilitas yang memadai.

Bupati pun berjanji akan membangun gedung sekolah yang baru pada tahun 2019 mendatang. Para siswa pun diminta untuk bersekolah sementara di SDI Weulun yang berjarak kurang lebih tiga kilometer dari SDN Oevetnai.

“Sampai saat ini dari 71 orang siswa SDN Oevetnai, hanya 30 orang siswa yang bersedia mengikuti kegiatan belajar mengajar di SDI Weulun, sedangkan 41 orang siswa lainnya tidak melanjutkan sekolah karena siswa kelas I dan II masih sangat kecil tidak mampu berjalan kaki menuju ke SDI Weulun yang jarak tempuhnya sekitar tiga kilo meter,” kata Nelci.

Alasan lainnya lanjut Nelci, karena jalan menuju ke SDI Weulun, berbukit-bukit dan melewati hutan, sehingga sangat mengkhawatirkan keselamatan para siswa.

“Kita menunggu pembangunan gedung ini terlalu lama karena sampai dua tahun, sehingga kita minta kalau bisa kami tetap mengadakan kegiatan belajar mengajar di sekolah darurat sambil menunggu pembangunan gedung baru untuk sekolah ini,” ucapnya.

Sementara itu dihubungi secara terpisah Ketua DPC Pospera Kabupaten Malaka Paskalis Wendi Nahak yang sejak awal mengadvokasi masalah itu mengatakan, penutupan yang dilakukan pemerintah daerah terhadap SDN Oevetnai, bermula ketika gambar kondisi darurat sekolah itu diposting di media sosial (Facebook).

Peristiwa penutupan sekolah itu berawal saat kerja bakti para siswa SDN Oevetnai pada hari Jumat 20 Januari 2017, yang sedang memperbaiki atap sekolah yang bocor dengan menggunakan daun gewang.

Kerja gotong royong para siswa tersebut difoto oleh salah satu tenaga pengajar SM3T di sekolah tersebut kemudian mengunggahnya ke Facebook.

Menurut Wendi, tujuan guru yang mengunggah foto tersebut hanya mau menunjukan kondisi sekolah yang sebenarnya, dengan harapan adanya perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat.

“Namun tidak disangka bahwa foto tersebut menjadi pembahasan hangat di media sosial oleh para Facebookers dengan beragam argumentasi. Setelah foto tersebut menjadi hangat diperbincangkan di media sosial, maka Bupati Malaka lalu mengundang kepala sekolah dan para guru dari sekolah tersebut untuk bertemu di rumah jabatan Bupati, yang ujungnya adalah penutupan sekolah,” ujarnya.

Terhadap aksi penutupan sekolah itu, Wendi mendesak Ketua DPRD Provinsi NTT, untuk segera menginstruksikan kepada Bupati Malaka guna mencabut SK penutupan SDN Oevetnai dan segera mengaktifkan kembali KMB.

“Kami dari Pospera juga mendesak ketua DPRD provinsi NTT, segera menginstruksikan kepada pemerintah daerah Malaka untuk mengalokasikan anggaran guna pembangunan SDN Oevetnai. Kita juga mendesak Ketua DPRD provinsi NTT, segera memanggil dan memberikan sanksi tegas kepada Bupati Malaka Stefanus Bria Seran, terkait dengan penutupan sekolah di Kabupaten Malaka,” ucapnya.

Pihaknya juga lanjut Wendi, mendesak Ketua DPRD provinsi NTT, segera menginstruksikan kepada Bupati Malaka untuk memulihkan kembali kondisi psikologis anak-anak dan segera merestrukturisasi anak-anak sebagai korban, sebagaimana diatur dalam Undang Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak.

Terkait dengan tuntutan itu, Bupati Malaka Stefanus Bria Seran belum bisa dikonfirmasi. Telepon selulernya pun tidak aktif ketika dihubungi Kompas.com.

Baca juga: Demi UN Berbasis Komputer, Wali Murid Beri Pinjaman Laptop ke Sekolah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com