Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pabrik Semen, Ganjar Minta Warga Bisa Melihat Jernih

Kompas.com - 22/03/2017, 10:04 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

BATANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membandingkan aksi protes warga yang menentang pabrik semen milik Semen Indonesia di Rembang dengan pembangunan pabrik semen milik PT Indocement di Pati.

Menurut dia, aksi protes selama ini selalu mengarah pada pabrik semen di Kabupaten Rembang. Namun di Pati tidak begitu terdengar.

"Di Pati gugatannya di sana warga kalah kan. Jadi, di Pati kan mau ada pabrik semen di sana," kata Ganjar, di sela kunjungan kerja di Kabupaten Batang, Rabu (22/3/2017).

Ia meminta warga agar bisa jernih melihat persoalan. Ganjar menyebut, protes sebagai aspirasi dibenarkan, namun tidak dengan cara yang membahayakan diri.

Baca juga: Peresmian Pabrik Semen di Rembang Tunggu Kajian Lingkungan Hidup

Sebelumnya, gugatan warga di Pati soal izin amdal untuk PT Sahabat Mulia Sakti (SMS) anak perusahaan PT Indocement kandas di Mahkamah Agung. Gugatan mereka ditolak, meski pada tahap di PTUN Semarang dimenangkan oleh warga.

"Apa sikap mereka. Maka maksud saya, biar kita lebih soft menyikapi hal-hal seperti ini," ujarnya.

Ganjar pun teringat dalam proses penyusunan izin. Kala itu semua pihak diundang, diberi kesempatan yang sama untuk berbicara. Namun warga yang bersikap menolak pabrik semen memilih meninggalkan ruang atau walk out.

"Saat saya diwawancarai beberapa media, saya selalu bandingkan kalau memang itu ada potensi kerusakan ya para pakar-pakar kan menilai. Kita bisa minta pertanggungjawaban mereka soal akademis," katanya.

Perjuangan warga Kendeng menyisakan duka bagi Patmi, warga desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati. Petani perempuan itu meninggal dunia selepas aksi cor kaki menolak pembangunan dan operasional pabrik semen Indonesia di Rembang. 

Baca juga: Jenazah Patmi Dimakamkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com