Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Ton Beras Organik Asal Tasikmalaya Dikirim ke Italia

Kompas.com - 21/03/2017, 13:07 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 13 ton beras organik asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, diekspor kembali ke Italia.

"Dua hari kemarin kita sudah berhasil mengirim tiga belas ton kembali ke Italia, negara lainnya di Eropa. Sebelumnya masih berjalan di beberapa negara lainnya," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, Muhammad Zein, Selasa (21/3/2017).

Ekspor ke negara lain yang masih berjalan adalah ke Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Belanda dan Jepang.

Zein menambahkan, selama ini hampir 25 persen petani di Kabupaten Tasikmalaya telah beralih ke penanaman padi organik. Sampai sekarang pun, pengalihan tanaman padi biasa ke organik terus akan bertambah melalui program pemerintah daerah setempat.

Para petani sedang diberikan pola penanaman padi organik karena dinilai memiliki nilai jual tinggi.

"Sampai sekarang baru 25 persen petani organik yang aktif dan telah berhasil di Kabupaten Tasikmalaya. Tiap tahunnya tidak kurang dari 1.000 hektar lahan padi organik yang dibuka. Sekarang dari 25 persen sudah ada ribuan hektar sawah dengan padi organik di Tasikmalaya," tambah Zein.

Sementara itu, Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum mengaku, sampai sekarang, pihaknya terus mengembangkan perluasan lahan sawah di wilayahnya untuk pengembangan padi organik.

Menurut dia, padi organik asal Tasikmalaya memiliki kualitas standar Internasional dengan harga yang relatif paling murah di pasaran luar negeri.

"Kalau permintaan beras organik di luar negeri ke Tasikmalaya sekarang sangat melimpah. Permintaan itu sedang kami maksimalkan dengan terus melakukan perluasan lahan sawah baru dan pengalihan penanaman padi konvensional ke padi organik," ujarnya.

Program ini pun telah mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian RI. Bahkan, program padi organik Tasikmalaya pun ditargetkan bisa memenuhi stok permintaan luar negeri yang banyak selama ini.

"Program ini semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan para petani," kata dia.

Pengalihan penanaman padi biasa ke padi organik selama ini dirasakan oleh para petani. Hasil panen padi organik memiliki keuntungan lebih karena harga jualnya lebih tinggi. Biasanya petani menjual gabah kering biasa Rp 4.000 per kilogram, sedangkan gabah kering organik bisa mencapai Rp 12.000 per kilogram.

"Sangat terasa sekali perbedaannya setelah panen padi biasa dulu dengan padi organik yang sekarang ditanam. Mudah-mudahan permintaan dari luar negeri terus bertambah. Apalagi kalau sudah jadi beras organik harganya bisa mencapai Rp 25.000 per kilogram. Kami pun terus menjaga dan meningkatkan kualitas padi tersebut," ungkap Ketua Kelompok Tani Dusun Cantilan, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, Agus Robert.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com