Dedi Mulyadi: Deklarasi Bukan Ritual yang Harus Dilaksanakan

BANDUNG, KOMPAS.com – Bupati Purwakarta yang juga Ketua DPD Golkar Jawa Barat hanya tersenyum menanggapi pantun yang digaungkan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.

Dalam acara deklarasi calon Gubernur Jawa Barat yang digelar Partai Nasdem, Ridwan Kamil menyampaikan pantun. Berbunyi, “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, partai Nasdem sudah deklarasi dahulu, kenapa partai lain masih banyak pikiran.”

Dedi melihat, pantun Ridwan Kamil untuk memuji Nasdem. Karena sebagai orang yang dicalonkan, ada ucapan terima kasih pada yang mencalonkan.

“Partai lain masih banyak pikiran? Setiap partai punya agenda politik masing-masing. Perlu dipertimbangkan secara matang,” ujar Dedi di Purwakarta, Selasa (20/3/2017).

(Baca juga: Terima Nasdem, Ridwan Kamil Dinilai Bisa Bernasib seperti Dede Yusuf )

Bagi partai, sambung Dedi, beban pilkada Jawa Barat 2018 tinggi. Bukan hanya persoalan pilkadanya, tapi dampak dari pilkada tersebut kepada partainya. Bagaiman pun, politik pasti ada hitungannya. Golkar sendiri tidak memiliki tim khusus dalam menjaring calon Gubernur Jabar.

“Enggak pake tamtim-tamtim, ngalir saja. Pasti ada pertimbangan, karena tiap partai punya kadernya, punya nominasi orang,” ucapnya.

Dedi menjelaskan, ada dua kebiasaan Golkar dalam mendeklarasikan calonnya. Pertama, deklarasi dilakukan berbarengan dengan pendaftaran ke KPU. Seperti yang dilakukan Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin. Ada pula deklarasi dilakukan satu bulan sebelum pendaftaran ke KPU.

“Deklarasi bukan hal ritual yang harus dilaksanakan. Deklarasi itu ikrar, bisa empat orang berkumpul lalu deklarasi. Ada live streaming, medsos, gampang,” ucapnya.

Golkar sendiri akan mendeklarasikan calon Gubernur Jabar sebulan sebelum pendaftaran KPU. Pendaftaran sendiri dilakukan Januari 2018.

“Pendaftarannya Januari, jadi deklarasinya sebulan sebelum pendaftaran, Desember 2017,” ucapnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Selamat Buat Kang Emil...