Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulang dari Malaysia, TKW Asal Lombok Melahirkan di Dalam Bus

Kompas.com - 17/03/2017, 14:01 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Yulfitri (31), warga Desa Kerumut, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, melahirkan anak ketiganya yang berjenis kelamin laki-laki di dalam bus Tiara Mas jurusan Surabaya - Bima, Jumat (17/3/2017) dini hari.

Saat melahirkan, bus tersebut berada di area parkiran Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.

Kepada Kompas.com, Jumat, Yulfitri bercerita bahwa sebelumnya dia bekerja di Serawak, Malaysia, selama empat tahun. Karena hamil, maka dia dipulangkan ke tempat asalnya oleh pihak agen.

Baca juga: Seorang Ibu Melahirkan di Dalam Mobil Patroli Polisi

Dia kemudian memilih pulang menggunakan kapal laut karena kehamilannya sudah besar dan tidak mendapatkan izin untuk naik pesawat.

Perempuan kelahiran 31 Desember 1986 tersebut mengaku dia berangkat dari Serawak, Malaysia, pada 14 Maret 2017 naik kapal laut selama 2 hari dua malam sendirian.

Suaminya, Ade Kurniawan masih bekerja di sebagai buruh perkebunan di Malaysia.

"Ketika di kapal sudah keluar bercak darah dan mulai mulas itu pas jam 12 malam di hari kedua," katanya.

Kemudian saat siang hari, kapalnya berlabuh di Surabaya dan Kamis (16/3/2017) melanjutkan perjalanan ke Lombok dengan menaiki bus Tiara.

Sepanjang perjalanan dia menahan sakit, apalagi posisinya berada di bangku tengah diapit dua penumpang.

"Saat sampai Pelabuhan Ketapang bayinya langsung keluar. Malah sempat mau jatuh bayinya langsung saya tangkap. Waktu itu kondisi bus gelap dan banyak penumpang yang turun karena sampai pelabuhan," jelasnya.

Perempuan yang akrab disapa Yul ini kemudian dievakuasi ke pos kesehatan pelabuhan Ketapang Banyuwangi kemudian dirawat di Bidan Amalia Hasanah yang buka praktik di dekat Pelabuhan Ketapang.

"Tengah malam bayinya dulu yang dibawa ke rumah kemudian ibunya menyusul dibawa ambulans," jelas Amalia Hasanah, bidan yang merawat Yul.

Saat datang, Yul dalam keadaan baik, hanya lemas psaca-melahirkan. Bayinya juga dalam keadaan sehat dengan berat 2,8 kilogram, panjang 48 sentimeter dan berjenis kelamin laki-laki.

Untuk sementara, Amalia mengaku akan merawat Yul hingga benar-benar pulih dan kuat untuk pulang ke kampung halamannya.

"Tidak ada biaya yang kami tarik, semua saya gratiskan. Kasihan dia sendirian. Dia memaksa untuk pulang, tapi tidak saya izinkan karena belum 24 jam. Selain itu, dia juga tidak dijemput oleh keluarganya. Nggak mungkin saya izinkan pulang sendirian dalam kondisi seperti ini," jelas Amalia.

Sementara itu, Yul mengaku sudah menghubungi suaminya yang ada di Malaysia dan juga keluarganya yang ada di Lombok. Mereka ingin menjemput tapi terkendala dengan biaya.

Baca juga: Usai Melahirkan, Ibu Penderita Kanker Payudara Menolak Dirawat di RS

Anak pertama Yul berusia 5 tahun dan saat ini tinggal bersama ayahnya di Malaysia. Sedangkan anakknya yang kedua dan berusia 2 tahun dia titipkan pada rekannya yang pulang ke Lombok dengan naik pesawat sebelum dia pulang menggunakan kapal.

Dia juga mengaku ponselnya hilang ketika dievakuasi dari bus. Dia mengaku hanya membawa tas tangan kecil saat pulang dan tidak membawa banyak barang dan baju karena akan kesulitan karena kondisinya sedang hamil tua.

"Handphone hilang waktu saya dibawa dari bus. Mungkin jatuh. Saat diperiksa terakhir katanya masih 2 minggu lagi, ternyata maju 10 hari. Saya sudah bilang sama bu bidan biar segera pulang. Yang di rumah pingin segera tahu bayinya. Nanti kalau pulang biayanya akan ditanggung sama pemilik busnya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com