DOMPU, KOMPAS.com – Sarafiah (27), tenaga kerja wanita (TKW) asal Dusun Madafanda, Desa Mumbu, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggra Barat, meninggal setelah dianiaya majikannya di Dubai.
Kepastian informasi itu disampaikan oleh Janususilo, konsulat Ketenagakerjaan KBRI Abudhabi, saat menemui jajaran Pemerintah Kabupaten Dompu, Rabu (15/3/2017). Pejabat Dompu yang hadir di antaranya Asisten I Setda Dompu Sudirman Hamid, Kepala Bagian Humas dan Protokol Ardiansyah dan Kabid Tenaga Kerja Disnaker Abdul Salam MT.
Kehadiran Janususilo adalah untuk menyampaikan klarifikasi meninggalnya Sarafiah yang terkesan lamban. Keterlambatan itu, kata dia, karena lamanya proses investigasi dan uji forensik oleh kepolisian setempat yang menyita waktu hampir satu bulan.
Baca juga: Kerja di Qatar, Sri Rabitah Kehilangan Satu Ginjal
Hasil investigasi dan laboratorium forensik menunjukan bahwa Sarafiah dibunuh oleh majikannya dengan cara dianiaya.
Selain lamanya investigasi, keterlambatan juga disebabkan oleh kendala administrasi keimigrasian serta surat pernyataan kematian dari polisi dan penuntut setempat.
"Surat kematian dari kepolisian di sana baru keluar pada 5 Maret lalu. Jadi keterlambatan ini murni proses penegakan hukum,” tegas Janususilo.
Pada kesempatan itu, dia menyampaikan, kasus pembunuhan terhadap Sarafiah akan segera dibawa ke Mahkamah Dubai. Karena itu, dia meminta keluarga korban untuk membuat dan segera mengirim surat kuasa penuntutan kepada pihak KJRI Dubai melalui Kementerian Luar Negeri.
"Pihak Disnaker Dompu juga harus memfasilitasi keluarga korban," pinta Janususilo.
Lebih jauh, ia menjelaskan, segala biaya penuntutan ditanggung oleh pemerintah pusat dan dibuatkan surat fatwa waris yang akan ditandatangani oleh keluarga untuk kepentingan penuntutan.
"Kasus ini dapat dituntut maksimal hukuman mati bagi pelakunya. Dan, proses hukum ini tetap jalan," kata Janususilo.
Baca juga: Kisah Sedih TKW asal Ponorogo yang Disiksa Majikannya di Singapura
Pada pertemuan lain, pihak keluarga menyampaikan beberapa hal, di antaranya pelaku pembunuhan harus dihukum seberat-beratnya. Selain itu, menuntut ganti rugi dan hak asuransi.
"Kami serahkan sepenuhnya kepada pemerintah untuk mengupayakan hal tersebut," kata Muhammad Saleh Yasin, perwakilan keluarga korban.
Tiba di tanah air
Setelah sekitar sebulan tertahan di Dubai (Timur Tengah), jenazah Sarafiah akhirnya tiba di Kabupaten Dompu. Jenazah sampai di kediaman orangtuanya, RT 05, Dusun Mada Fanda, Desa Mumbu, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Rabu malam (14/3/2017) sekitar pukul 21.00 Wita.
Dari Lombok, jenazah Sarafiah dipulangkan melalui jalur darat dengan menggunakan mobil ambulans RSU Provinsi NTB.
Kedatangan jenazah yang meninggal sejak 16 Februari lalu ini sudah ditunggu oleh keluarga beserta ratusan kerabat dan tetangga sejak siang hari.
Isak tangis keluarga maupun kerabat tidak terbendung setelah mobil ambulans yang dikawal mobil patroli kepolisian tiba di rumah duka.
Apalagi, ketika peti jenazah bertuliskan nama Sarafiah Binti M Saleh Yasin, diturunkan dari ambulans, keluarga korban histeris.
Baca juga: 7 Bulan Koma, TKW Asal Banyuwangi Meninggal Dunia Saat Pulang ke Rumah
Karena meninggal sudah cukup lama, kondisi jenazah Sarafiah pun sudah tidak dapat dikenali. Hal itulah yang membuat pihak keluarga dan warga setempat tidak bisa membiarkan jenazah berada lama di rumah duka.
Hanya sekitar satu jam setelah disemayamkan di rumah duka, sekitar pukul 22.00 Wita usai dishalatkan, jenazah TKW yang sudah sembilan bulan bekerja di Dubai ini langsung dimakamkan di TPU desa setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.