Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Pranowo: Kita Harus Memanusiakan Manula

Kompas.com - 15/03/2017, 17:17 WIB
Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Kedatangan rombongan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo di Panti Wredha Sultan Fatah di Jalan Kawedanan Gang Semboja nomor 28 Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jateng disambut dengan alunan musik rebana, Rabu (15/3/2017).

Sebanyak enam laki-laki tua terlihat duduk bersila diatas karpet sembari memainkan lagu lagu islami. Ya, meski sudah berusia senja, para penghuni panti tersebut dengan penuh semangat menabuh alat musik dari kulit kambing itu.

"Ayo pak semangat nabuhe. Kulo nyuwun lagu ilir ilir nggih (saya minta lagu ilir ilir ya), " ucap Ganjar.

Baca juga: Kamar Mandi Bau Pesing di Pasar yang Baru Dibangun, Ganjar Keki

Tangan tangan tua itupun memainkan lagu permintaan orang nomor satu di Jateng itu hingga selesai. "Wah, joss lagune. Sudah sarapan belum? " tanya Ganjar kepada para manula yang memainkan rebana itu.

"Sudaaah, " jawab mereka kompak.

Dialog antara politisi PDI Perjuangan dengan para manula penghuni panti itu pun berlangsung cair dan penuh canda.

Bukan hanya dengan manula pria saja, Ganjar, pun bergeser menemui manula wanita. Penuh kehangatan Ganjar mengobrol dengan mereka, mengajak menari dan bernyanyi.

Ganjar juga tidak sungkan meladeni para manula itu mengambilkan aneka jajanan pasar (makanan tradisional). Bahkan Ganjar juga sempat mencandai salah satu penghuni panti, Sukarti (75) asal Kecamatan Bonang, Demak, yang telah menikah sebanyak empat kali.

"Top ra pak? Di sini dapat jodoh 2 kali," kata Sukarti yang langsung disambut tawa oleh rombongan gubernur.

Baca juga: Kepada Ganjar, Warga Curhat soal Biaya Nikah di KUA

Selanjutnya, Gubernur Ganjar Pranowo bersama Bupati Demak M Natsir meninjau kondisi panti, memeriksa satu persatu ruangan yang digunakan untuk tidur penghuni panti.

"Mesake bapak ibuke, kasure ganjele klenteng tok, yo loro kabeh neng awak. Tuku spring bed, paling piro? Sejuta to. Minggu ngarep ndang tukokne. Nek 50 lak mung Rp 50 juta. (Kasihan bapak ibu penghuni panti kasurnya banyak biji pohon kapuknya, sehingga badannya sakit. Beli spring bed berapa? Satu juta rupiah to. Minggu depan dibelikan. Kalau 50 buah kan cuma Rp 50 juta," kata Ganjar.

Ganjar menambahkan, kedatangannya ke Panti Wredha Sultan Fatah Demak tersebut untuk menyemangati para manula yang tinggal di tempat itu.

Menurut dia, sejumlah bangunan kondisi fisiknya memprihatinkan. Selain lantainya terlihat kotor dan berdebu, atapnya juga sudah banyak yang lapuk, dinding tembok juga banyak yang sudah mengelupas.

"Tempat ini tidak layak disebut sebagai panti, tapi rumah singgah. Sebab fasilitas penunjang tidak sesuai standar. Perlu diperbaiki yang bagus, harus diprioritaskan, " kata Ganjar.

"Mereka yang tinggal di sini, manusia yang harus selayaknya kita manusiakan atau kita perlakukan seperti orang tua kita. Kalau tua nanti, kita juga seperti ini," tambahnya. 

Baca juga: Ganjar: Banyak Pedagang Masih Terjerat Bank Titil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com