Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Meninggal, Ibu Pergi ke Jawa, Bocah SD Rawat Tiga Adiknya Sendirian

Kompas.com - 13/03/2017, 10:05 WIB

Curhat tak punya uang

Mohamad Sahid (33), salah satu tetangga, mengaku cukup dekat dengan keluarga almarhum Priutoro Aji.

“Sering ngobrol bahkan almarhum ingin membuka usaha sablon,” kata pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pengemudi ojek ini.

Dia menuturkan, seminggu lalu, Yuyun, istri almahum Aji, mengeluh tak punya uang untuk membayar kontrakan rumah dan bayar listrik

“Dia minta diantar ke Sumedang dan naik bus. Katanya mau ke Jawa mencari uang. Dia mengatakan tak punya sama sekali, saya antar naik bus di Sumedang dan dua hari kemudian menelepon dan menyebutkan mentransfer uang Rp 50.000 untuk anaknya. Saya yang mengambil uang ke bank,” ungkapnya.

Menurut dia, saat mengantar Yuyun seminggu lalu, dia mendengar Yuyun menitipkan anak-anaknya ke tetangga yang lain.

Tribun Jabar/Deddi Rustandi Revan (12) merawat adik-adiknya termasuk dua yang balita sejak bapaknya meninggal dunia dan ibunya pergi mencari kerja ke Jawa.
“Yuyun berteriak dan menitipkan anak-anaknya ke tetangga yang sedang ada di luar. Dia sangat bingung dan minta diantar naik bus. Katanya mau ke Gunung Kawi. Terakhir saat ditelepon sudah ada di Blitar, Jawa Timur,” kata Sahid.

Keluarga almarhum Priutoro Aji diketahui sebagai pendatang dari Jakarta. Mereka mengontrak rumah di sana sejak delapan bulan lalu. Sebelumnya mereka tinggal di Panyindangan, Desa Sukahayu, Kecamatan Rancakalong, dan sempat jualan premium eceran.

"Mereka itu bukan warga Desa Wargaluyu, pendatang dari Jakarta dan mengontrak di desa kami," kata Cecep, Kepala Desa Wargaluyu, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Dia mengatakan, saat sang bapak meninggal, proses pemakaman ditanggung warga karena kondisi ekonomi mereka.

“Bahkan saya berniat mengasuh bayinya serta anak yang lainnya mau diasuh Ketua RW di sini, tapi ditolak ibunya dengan alasan bukan anak ayam yang diberikan begitu saja,” katanya.

Camat Tanjungmedar, E Heri Purnama, menyebutkan, pihaknya telah membentuk tim untuk menangani anak yatim yang ditinggal ibunya bekerja setelah bantuan terus berdatangan. Kabar Revan yang mengasuh adik-adiknya memang menjadi viral di media sosial.

“Banyak bantuan yang datang dan harus dibentuk tim untuk mengelola bantuan karena tak mungkin anak kecil itu mengatur sendiri. Tim ini juga ikut membantu mengasuh anak-anak ini sambil menunggu ibunya pulang. Kami sidah menghubungi melalui telepon tapi belum tersambung,” kata Heri.

Heri mengatakan, jika ibunya pulang, bantuan modal akan diberikan untuk memulai usaha dan membiayai kehidupan mereka.

“Untuk kepastiannya, kami menunggu dulu ibunya pulang dan kalau sulit dihubungi akan menghubungi keluarga dari bapaknya yang ada di Jakarta,” ucapnya.

Bantuan sendiri terus mengalir ke anak yatim ini. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNas) Sumedang juga mengirimkan bantuan sembako dan juga uang.

“Kami akan terus membantu keluarga ini dan nanti akan diberi bantuan modal untuk mereka, anak-anak yatim ini tak boleh terlantar,” kata Ali Badjri, Ketua BAZNas Sumedang.


Berita ini telah tayang di Tribunnews.com, Minggu (12/3/2017), dengan judul: Ibu Pergi ke Jawa, Bocah SD Ini Rawat Adik-adiknya Sendirian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com