Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar: Banyak Pedagang Masih Terjerat "Bank Titil"

Kompas.com - 12/03/2017, 09:44 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan, masih banyak pedagang pasar tradisional di Jawa Tengah yang meminjam uang dari rentenir untuk menambah modal usaha mereka.

Hal itu menyebabkan usaha mereka tidak berkembang karena rentenir mematok bunga yang sangat tinggi.

"Ternyata masih banyak yang terjerat bank Titil (rentenir) sehingga usahanya tidak berkembang dan itu ditemukan hampir di seluruh pasar," ujar Ganjar usai menghadiri acara peluncuran Kredit Mitra Jateng (KMJ) 25 Bank Jateng di Alun-alun Kota Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (11/3/2017) malam.

Ganjar pun mengimbau pedagang untuk beralih meminjam uang modal di lembaga-lembaga perbankan yang terpercaya.

Bank Jateng, lanjut Ganjar, adalah salah satu lembaga perbankan milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang memiliki program Kredit Mini khusus untuk pedagang pasar, pedagang kaki lima, petani dan pengusaha kecil lainnya.

Dia menjelaskan, Kredit Mini memberikan pelayanan pembiayaan dengan syarat mudah, cepat, agunan ringan dan yang pasti bunga rendah hanya 3 persen setahun. Pedagang pun boleh meminjam uang tanpa batas minimal hingga maksimal Rp 1 juta.

"(Pedagang) bisa pinjam ya Rp 1 jutaan lah, dicicil setahun, angsurannya hanya sekitar Rp 86.000 per bulan. Artinya masyarakat bisa punya akses modal yang gampang, mudah-mudahan bisa mendorong kemandirian usaha mereka," papar Ganjar.

Jika meminjam di rentenir, dengan jumlah pinjaman yang sama, pedagang akan membayar angsuran Rp 100.000 per bulan selama setahun.

"Ini tentu akan memberatkan. Makanya usaha mereka tidak berkembang," ungkapnya.

Untuk melayani pedagang, menurut Ganjar, petugas akan 'jemput bola' dengan mendatangi mereka di pasar-pasar. Pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Pasar di setiap Kabupaten/Kota agar mendapatkan data yang lengkap, akurat dan cepat.

"Sehingga ketika kita bersaing dengan bank titil maka kita bisa mengimbangi. Ini yang harus dirubah dari yang menunggu jadi pro aktif. Kita tunjukan memang ini lebih mudah dan cepat," ungkapnya.

Supriyatno, Direktur Utama Bank Jateng, menambahkan syarat utama pembiayaan melalui program Kredit Mini adalah pedagang harus memiliki usaha di pasar-pasar tradisional dan sudah terdata di Dinas Pasar setempat.

"Syaratnya tidak harus punya lapak, kios, atau apa, yang penting mereka ada usaha di pasar dan diketahui oleh Dinas Pasar. Kalau semua syarat lengkap uang langsur cair," ungkap Supriyatno.

Dia mengatakan, Kredit Mini merupakan bagian dari skema permodalan KMJ25 Bank yang diluncurkan sejak April 2016 lalu. Selain Kredit Mini, KMJ25 juga menyasar potensi pembiayaan kepada UMKM di Jawa Tengah yag mencapai 3,7 juta unit.

"Kami mendukung upaya mengentasan kemiskinan, pengurangan pengangguran dengan program ini. Suku bunga kami hanya 7 persen per tahun," katanya.

Pihaknya memproyeksikan penyaluran kredit kepada pelaku UMKM tahun 2017 ini sebesar Rp 10,573 miliar. Sementara untuk penyaluran kredit di sektor mikro diproyeksikan mencapai Rp 1,082 miliar. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com