Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi: Raja Salman Betah, Buktikan Budaya Kita Jadi Daya Tarik

Kompas.com - 09/03/2017, 08:19 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, diperpanjangnya masa liburan Raja Salman di Bali membuktikan bahwa budaya dan keindahan alam daerah di Indonesia sangat diminati wisatawan asing.

Bali selama ini dikenal sebagai daerah yang mempertahankan budaya tradisi leluhurnya mampu menjadi magnet daya tarik luar negeri.

"Raja Salman betah liburan di Bali. Ini membuktikan bahwa daerah yang mempertahankan budaya leluhurnya menjadi daya tarik luar negeri," jelas Dedi kepada wartawan, Rabu (8/3/2017).

Hal itu, sebut dia, membuktikan bahwa semua pihak harus bisa menjaga, mempertahankan dan melestarikan budaya di tiap daerahnya.

"Banyak pihak masyarakat Indonesia tak bangga dengan budaya sendiri. Bahkan saat ini ada yang mengedepankan budaya  Timur Tengah sebagai baju baru budayanya. Artinya budaya sendiri yang modenya kurang kita sukai justru dia (Raja Salman), begitu mencintai dan menghargai budaya kita sendiri," kata dia.

Baca juga: Betah di Bali, Raja Salman Perpanjang Liburan

Bali dikenal berhasil mempertahankan kebudayaannya sampai mengakar kepada generasi mudanya, mampu menjadi kebanggaan bangsa Indonesia di dunia internasional.

Daerah itu pun sama dulunya mendapatkan beberapa tantangan demi mempertahankan kebudayaan leluhurnya.

"Itu kan budaya Bali ya seperti orang Bali saja, budaya Jawa ya budaya Jawa saja pertahankan, Sunda ya seperti orang Sunda, Sumatera ya Sumatera saja dan banyak budaya lainnya di Indonesia ini," tambah dia.

Dedi Mulyadi pun mengajak kepada semua pihak untuk mengevaluasi secara mendalam untuk bisa menjaga dan melestarikan budaya leluhur masing-masing. Dengan mempertahankan budaya leluhur tersebut, kelestarian alam dan lingkungan pun akan selalu terjaga dengan baik.

Baca juga: Belajarlah pada Purwakarta Soal Kerukunan Umat Beragama...

"Ada dua hal karakterisrik yang perlu dibenahi selama ini. Jangan sampai alam kita rusak dengan alasan ekonomi dan kebudayaan dihancurkan mengatasnamakan alasan agama. Kalau alam dan kebudayaan hancur, Negara ini punya apa lagi," ungkapnya.

Dirinya berharap Purwakarta yang dikenal dengan kebudayaan Sundanya, bisa menjadi daerah wisata yang terkenal. Daerahnya pun sudah dikenal mampu menerapkan kelestarian budaya Sunda dalam dunia pendidikan melalui metode pendidikan berkarakter di seluruh sekolah.

"Supaya nanti suatu saat Raja Salman datang bukan hanya ke Bali saja, tapi ke Purwakarta," kata Dedi Mulyadi.

Baca juga: Cerita Pastor yang Mengobrol dengan Raja Salman dalam Bahasa Arab

Kompas TV Bunyi sirene dan atraksi seni di Taman Situ Buleud menandai diresmikannya air mancur Sri Baduga tahap tiga. Peresmian dilakukan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Peresmian air mancur yang mulai dibangun sejak tahun 2013 itu disaksikan ribuan warga. Delapan ribu tempat duduk di sekitar taman penuh sesak oleh warga yang penasaran dengan kemegahan air mancur setinggi 10 meter ini. Dengan dilengkapi seribu penyembur air serta 500-an titik cahaya membuat air mancur Sri Baduga tidak saja indah, tapi juga menjadi air mancur terbesar di Asia Tenggara. Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi mengatakan, sebagai objek wisata baru, air mancur Sri Baduga akan memadukan keindahan wisata air dengan beragam pertunjukan seni. Seorang pengunjung dari karawang, mengakui Setelah pembangunan tahap tiga, air mancur Sri Baduga menjadi lebih indah dan atraktif. Perpaduan teknologi dan kesenian diakui mampu memukau wisatawan. Sementara itu, selebritas Luna Maya yang sempat meragukan keindahan air mancur Sri Baduga juga mengaku takjub setelah menyaksikan dari dekat. Air mancur Sri Baduga tidak hanya menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Tapi juga jadi bukti dengan kerja keras serta kreativitas Kabupaten Purwakarta yang merupakan kabupaten terkecil kedua di Jawa Barat mampu menciptakan destinasi wisata baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com