Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi 5 Bulan Anak Buruh Bangunan Derita Penyakit Langka Atresia Bilier

Kompas.com - 08/03/2017, 21:06 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Muhammad Sahram, bocah laki-laki yang baru berusia lima bulan, terlihat sehat seperti anak balita pada umumnya. Namun, dia menderita penyakit langka, atresia bilier atau penyumbatan saluran empedu.

Anak ketiga dari pasangan Samsuri dan Hertimawanti ini tinggal bersama orangtuanya di sebuah rumah sederhana di Jalan Gang Atok, Desa Padang Baru, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung.

Gejala penyumbatan saluran empedu mulai muncul saat Muhammad Sahram berumur satu bulan.

Ketika itu, mulai terjadi pembengkakan pada bagian perut dan testis. Kulit tubuhnya terlihat pucat dan berwarna kekuning-kuningan.

Saat malam hari, Sahram kerap meringis kesakitan dan susah tidur. Sementara itu, pada siang harinya, balita ini tidak terlihat begitu rewel. Dia hanya menangis sesekali sebagai tanda membutuhkan ASI atau pada saat hendak berak dan buang air kecil.

“Sudah dibawa ke rumah sakit. Dokter menyatakan hepatitis. Berbagai macam obat telah diberikan, namun belum ada hasil,” kata sang ayah, Samsuri, Rabu (8/3/2017).

Orangtua balita pun kini merasa khawatir jika anaknya terus-menerus mengonsumsi obat akan berdampak pada gangguan saluran pencernaan.

Diagnosa terakhir menyatakan, Sahram harus menjalani operasi. Sayangnya, upaya medis ini harus dirujuk ke rumah sakit di Jakarta.

Kesulitan biaya membuat Samsuri dan Hertimawanti belum berani memboyong anaknya meninggalkan rumah untuk menjalani rawat medis lanjutan.

“Bekerja sebagai buruh bangunan. Penghasilan kadang tidak menentu,” ujar Samsuri.

Sementara itu, kartu BPJS Kesehatan yang dipegangnya hanya melayani pengobatan kelas tiga. Itu pun Samsuri harus mengeluarkan biaya premi hampir Rp 100.000 setiap bulan mencakup tanggungan untuk dirinya, isteri dan tiga anaknya.

Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kepulauan Bangka Belitung telah meninjau langsung kondisi Muhammad Sahram.

Tim KPAD kemudian mengumpulkan surat-surat keluarga sang bocah untuk diajukan sebagai calon penerima bantuan.

Permohonan bantuan rencananya ditujukan pada Badan Amil Zakat Daerah, Dinas Sosial dan para dermawan.

“Kami berharap dana yang terkumpul bisa menutupi biaya perawatan dan bisa membantu kebutuhan hidup anggota keluarga lainnya,” kata Ketua KPAD Bangka Belitung, Sapta Qodriah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com