Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Ubud, Desa Wisata yang Akan Disambangi Raja Salman

Kompas.com - 06/03/2017, 12:58 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

Sang ayah, menurut dia, memberikan kesempatan kepada seniman besar kala itu seperti Walter Spies, Rudolf Bonnet, Arie Smit, dan Blanco untuk berkarya di Ubud. Sehingga seni di Desa Ubud berkembang dengan pesat.

Ubud juga melahirkan seniman besar yaitu I Gusti Nyoman Lempad.

"Pada masa itu adalah masa penjajahan, tapi Raja Ubud tetap menerima kedatangan orang asing untuk tinggal disini.Berinteraksi dengan orang-orang asli sini menghasilkan karya seni berupa lukisan, pahatan, ukir, patung. Bahkan kediaman raja boleh digunakan untuk menginap bagi wisatawan. Ubud itu semacam vas bunga yang diletakkan di meja dan siapa saja boleh menikmatinya," ucapnya.

Bahkan sampai saat ini, wisatawan boleh berkunjung ke Puri Ubud untuk mengambil foto atau menikmati tari-tarian yang digelar di halaman Puri Ubud setiap malam. Tetapi untuk masuk ke dalam tempat tinggal, tamu harus izin terlebih dahulu.

Tjokorda mengatakan, pada tahun 1931, karya seniman Bali yang sebagian besar dibuat oleh seniman Ubud sudah dipamerkan ke Paris. Bukan hanya lukisan, pahatan tapi juga gerbang khas Bali juga diangkut ke Paris.

"Ini semacam membawa seluruh rumah dan isinya ke Perancis dan dampaknya sangat luar biasa bagi perkembangan Ubud. Banyak yang semakin mengenal Bali khususnya Ubud," jelasnya sambil menunjukkan foto-foto lama koleksi pribadi keluarganya.

Sementara itu, data Museum Puri Lukisan, salah satu museum tertua yang ada di Bali, menyebutkan, beberapa tokoh sempat berkunjung ke Puri Ubud. Seperti tahun 1962, Robert F. Kennedy, Jaksa Agung Amerika Serikat bersama istri.

Saat itu Tjokorda Gde Agung Sukawati menghadiahi lukisan dari Ida Bagus Made Poleng yang berjudul Arjuna Wiwaha.

Kemudian Ratu Juliana dari Belanda juga berkunjung ke Ubud pada September tahun 1972. "Saat itu ayah saya menawarkan segelas minuman air kelapa dan crorot jajan tradisional Bali kepada Ratu Juliana. Ada fotonya di museum Puri Lukisan," sebutnya.

Pada tahun 1970-an, sang ayah menginisiasi pembuatan museum. Hal itu agar karya-karya seniman Bali tidak semuanya terbang ke luar negeri.

Saat ini tercatat ada 6 museum di wilayah Ubud yaitu Museum Puri Lukisan, Museum Blanco, Museum Neka, Museum Pendet, Museum Rudana, dan Museum Arma.

"Selain enam museum itu masih banyak museum-museum kecil lainnya. Bisa dilihat bagaimana perkembangan seni di Ubud di museum-museum tersebut," katanya.

Terkait rencana kedatangan Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulaziz Al-Saud saat akan ke Puri Ubud, Tjokorda mengaku masih belum mendapat kepastian. Namun jika Raja Salman akan singgah, maka Puri Ubud akan melakukan penyambutan.

"Dalam sejarah Ubud kami selalu membuka tangan untuk para tamu asing apalagi Raja Salman adalah tamu kenegaraan. Tentu saja akan kami sambut dengan senang hati saat datang ke puri. Namun sampai saat ini belum ada kepastian kedatangan beliau kapan," jelasnya.

Raja Salman dan rombongannya berlibur di Bali tanggal 4-9 Maret 2017 dan menginap di kawasan Nusa Dua Bali salah satunya adalah di Hotel St Regis Bali.

Disebut-sebut, Raja Salman akan mengunjungi kawasan Garuda Wisnu Kencana, kawasan Puri Uluwatu, dan Puri Ubud Gianyar Bali.

Baca: Tebing dan "Sunset" Uluwatu, Kawasan Eksotik Pilihan Raja Salman

Kompas TV Kedatangan Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulazis Al-Saud ke Indonesia banyak memunculkan cerita menarik, salah satunya saat Raja Salman secara khusus menanyakan kabar cucu presiden pertama, Soekarno. Saat berkunjung ke Istana Bogor, Jawa Barat pada Rabu lalu. Raja Salman tak hanya bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Di sela-sela acara penyambutan di Istana Bogor, Raja Salman sempat menanyakan cucu Soekarno kepada Presiden Joko Widodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com