"Posisi kiri gua itu, kemungkinan dulu digunakan untuk tidur. Itu kata peneliti yang melakukan ekskavasi di sini cerita kepada saya," tutur Kusno.
Dosen Ilmu Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Hery Santosa mengatakan, penemuan itu bisa dilihat dari ketebalan tanah di dalam goa. Ketebalan tanah bisa menunjukkan tahun perkembangan manusia.
Meski demikian, jejak manusia purba sekitar 30.000-an tahun lalu banyak ditemukan di gua-gua karst. Di zaman itu, gua karst dijadikan tempat hunian tidak permanen atau sementara.
"Salah satunya di Gunungkidul. Gua karst di sana banyak yang dijadikan hunian sementara di zaman itu," kata dia.
Pada saat itu, manusia hidup berpindah-pindah untuk mencari sumber makanan. Dalam perjalanannya, mereka memerlukan tempat berlindung, baik berlindung dari cuaca maupun binatang buas.
Lokasi hidup manusia prasejarah dapat ditemukan memanjang dari Gunungkidul hingga Ponorogo, Jawa Timur.
"Manusia saat itu belum berpikir menimbun makanan. Saat berpindah, mereka juga meninggalkan peralatan," urainya.
Ia menyatakan, dari penelitian yang pernah dilakukannya, Gunungkidul merupakan salah satu perpustakaan dalam meneliti zaman prasejarah. Sungai Oya, Gunungkidul, misalnya, menjadi tempat temuan berbagai peralatan dan fosil.
"Gunungkidul itu seperti 'perpustakaan hidup', banyak yang belum terdokumentasikan," kata Hery.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.