Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Simpatik, Polisi Kaltim Juga Sasar Anak di Bawah Umur yang Berkendaraan

Kompas.com - 04/03/2017, 15:07 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Aksi anak di bawah umur yang mengendarai kendaraan di jalan umum menjadi salah satu target polisi dalam Operasi Simpatik Mahakam 2017.

"Ini target kita juga. Ini bagian dari sosialisasi preventif yang akan kita lakukan," kata Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Komisaris Besar Subandriya, Jumat (3/3/2017).

Di Balikpapan, kerap ditemui aksi anak di bawah umur dan remaja yang berkendaraan. Mereka biasanya berkendaraan di jalan yang bukan jalan utama.

Mereka juga kerap tidak mengenakan kelengkapan keselamatan saat berkendara. Lukas Adi, warga Perumahan Wika, mengaku sering terganggu oleh ulah anak-anak seperti itu. 

"Mereka banyak ditemui di jalan raya tapi yang jarang polisi melakukan razia, seperti di sekitaran perumahan-perumahan," kata Lukas.

(Baca juga: Dua Hari Operasi Simpatik, Polisi Tegur 4.242 Pengguna Kendaraan)

Lain Lukas, lain juga Novi Abdi, warga Kilometer 6 Balikpapan. Novi menyoroti fenomena remaja berseragam sekolah mengendarai kendaraan, terutama motor, di Jalan Raya Balikpapan yang padat. Cara mereka berkendara sering kali terasa mengawatirkan.

Novi mengaku juga sering terganggu dengan aksi mereka dan ia yakin perasaan serupa dialami para pengendara lain.

"Rasanya ingin mengejar lalu meneriaki mereka bila mereka mengintimidasi saya," kata Novi.

"Mesti ada sosialisasi ke sekolah-sekolah. Kalau perlu ada polisi jadi inspektur upacara mengingatkan anak-anak kita," tambah Novi.

Subandriya menyampaikan, fenomena serupa juga terjadi di daerah lain. Ia sudah berkeliling bertugas sebagai polisi di berbagai daerah, termasuk di wilayah Polda Metro Jaya dan Sulawesi Utara.

"Manado jauh lebih ngeri pengendara dan lalu lintasnya, tetapi kami bisa memberi sentuhan dan kondisinya sudah berbeda (lebih baik)," kata Subandriya.

Menurut dia, ada sejumlah faktor penyebabnya, salah satunya lantaran kemudahan membeli kendaraan dengan iming-iming uang muka murah. Akibat, penggunaan motor sering kali tidak tepat sasaran.

Subandriya menjanjikan Operasi Simpatik Mahakam kali ini tidak akan lupa menyasar aksi anak-anak di jalanan, anak sekolah, aksi kebut-kebutan, dan pelanggaran ketertiban lalu lintas pada umumnya.

"Akan ada polisi yang juga keliling untuk mendapati pelanggar. Kabari kami saja di mana daerah yang bisa kami datangi. Kita akan memberi sentuhan," katanya.

Operasi Simpatik Mahakam 2017 dimulai sejak Rabu (1/3/2017) lalu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan, ada 4 poin penting yang dikedepankan dalam operasi, yakni mewujudkan dan memelihara keamanan, keselamatan dan kelancaran, serta ketertiban berlalu-lintas.

(Baca juga: Pelanggar Tak Ditilang Dalam Operasi Simpatik, Polisi Tak Khawatir "Digampangkan")

Selain itu, meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan.

Perlu pula membangun budaya tertib berlalu-lintas serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik.

Polisi lulusan Akademi Kepolisian RI tahun 1992 ini menargetkan terwujudnya tahun keselamatan lalu lintas pada 2017. Caranya, ia akan menekan angka kecelakaan lalu lintas.

 

Kompas TV Kepolisian Negara Republik Indonesia melalui Korps lalu lintas akan menggelar operasi simpatik 2017 serentak di seluruh wilayah Indonesia selama 21 hari mulai 1 maret 2017

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com