Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiap Tahun, Kebun Raya Bogor "Sumbang" Rata-rata 10 Ton Sampah

Kompas.com - 26/02/2017, 16:33 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Sampah menjadi masalah serius yang dihadapi Kebun Raya Bogor. Sampah plastik dan kaleng di tempat wisata yang akan menginjak usia 200 tahun itu menyumbang rata-rata 10 ton sampah tiap tahunnya.

Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor, Didik Widyatmoko mengatakan, sampah-sampah tersebut berasal dari pengunjung Kebun Raya Bogor. Didik menganggap, pengunjung Kebun Raya Bogor belum memiliki kepedulian dan kesadaran.

Didik menjelaskan, jumlah sampah plastik dan kaleng di Kebun Raya Bogor cukup signifikan. Rata-rata terkumpul 10 ton sampah per tahun. Jumlah itu terus meningkat setiap tahunnya, bahkan bisa lebih dari 10 ton.

"Setiap tahunnya 10 ton sampah plastik dan kaleng terkumpul di sini (Kebun Raya Bogor). Kondisi itu merusak keindahan serta kebersihan dan kerapihan," ungkap Didik, Minggu (26/2/2017).

Sebagai bentuk kepedulian, sambung Didik, pihaknya bertekad mengambil peran untuk program nasional Indonesia Bebas Sampah tahun 2020.

Ia mengajak sejumlah komunitas lingkungan hidup untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah dan mendaur ulang sampah menjadi hasil karya yang bermanfaat.

“Kita tentu sangat berharap sampah-sampah ini dapat ditekan dan dimanfaatkan, serta yang tidak kalah penting akan semakin menyulut perkembangan bank sampah dan komunitas-komunitas peduli sampah dengan program 3R (reduce, reuse, recycle) di Kota Bogor”, jelasnya.

Ia berharap, Pemerintah Kota Bogor juga ikut terdorong memiliki program istimewa untuk mengatasi masalah sampah perkotaan.

"Bandung misalnya, memiliki GPS (Gerakan Pungut Sampah). Depok Zero Waste dengan Partai Ember (ekonomis, mudah dan bersih)," kata dia.

Belum punya mesin pendaur ulang sampah

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI, Enny Sudarmonowati menegaskan, LIPI harus berperan dalam pengentasan sampah yang merupakan masalah nasional.

Enny menjelaskan, sejauh ini, Kebun Raya Bogor belum memiliki fasilitas pendaur ulang sampah plastik maupun sampah anorganik lainnya.

“Maka dari itu, hal terkecil yang dapat dilakukan adalah timbulnya kesadaran sikap dan perilaku pengunjung Kebun Raya untuk menjaga kebersihan kawasan dari sampah,” tutur Enny.

Ke depan, kata Enny, Kebun Raya Bogor berencana akan mengalokasikan anggaran khusus untuk menyediakan mesin pencacah sampah. Pengelolaan sampah tersebut juga akan melibatkan Pemerintah Kota Bogor.

"Kami juga menggandeng sejumlah komunitas peduli sampah. Diharapkan sampah yang didaur ulang dari Kebun Raya memiliki nilai ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat," tuturnya.

Kompas TV Anggrek Raksasa di Kebun Raya Bogor
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com