Pada alat tersebut, kata Mufasirin, terdapat siynal reagen yang bekerja memvisualkan reaksi antigen dan antibodi dari sampel darah yang ditempelkan.
"Jika terdapat reaksi atau positif, maka akan ada petunjuk dua pita merah, jika negatif hanya satu pita merah. Indikasi itu hampir sama dengan alat pendeteksi kehamilan," ujarnya.
Alat tersebut hanya didesain untuk melakukan diagnosis awal tentang adanya gejala toksoplasma kepada manusia.
Diharapkan, setelah mengetahui gejala awal, masyarakat bisa langsung menindaklanjutinya dengan penanganan medis.
Mufasirin mengklaim, "Toxo Kit" adalah alat pendeteksi toksoplasma satu-satunya di Indonesia. Menurut dia, ada produk serupa buatan luar negeri, tetapi itu khusus untuk hewan.
"Harganya di Indonesia masih terbilang mahal, kisaran di atas Rp 100.000. "Toxo Kit" saya harap bisa dijual di bawah harga Rp 70.000 di pasaran," ujar Mufasirin.
Protozoa toksoplasma disalurkan oleh inang definitifnya yaitu hewan kucing melakui kotoran yang dikeluarkan.
Dari kotoran itu tersebar ke berbagai makanan termasuk daging sapi yang memakan rumput yang terinfeksi kotoran kucing.
(Baca juga: Waspada Penyebaran Toksoplasma Lewat Tinja Kucing)
Tidak ditemukan gejala medis yang jelas pada manusia yang terinfeksi protzoa toksoplasma.
Pada ibu hamil, penyakit ini akan berakibat pada gugurnya kandungan atau cacat serius pada bayi yang dilahirkan.
Menurut Mufasirin, bayi hydrocephalus atau pembesaran kepala, pengecilan ukuran kepala atau bayi yang lahir tanpa tempurung kepala adalah kasus yang banyak ditemukan pada bayi yang terinfeksi toksoplasma.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.