Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Pembalakan Liar, Cagar Biosfer Luluh Lantak

Kompas.com - 23/02/2017, 19:39 WIB

PEKANBARU, KOMPASCagar Biosfer Giam Siak Kecil dan Bukit Batu, Provinsi Riau, kembali luluh lantak akibat pembalakan liar. Pepohonan hutan yang diakui badan dunia UNESCO itu kembali ditebangi di beberapa lokasi.

Demikian pantauan Kompas saat mengikuti patroli udara kelompok Satuan Tugas Siaga Bencana Kebakaran Lahan dan Hutan Riau, Rabu (22/2/2017). Setidaknya terdapat tujuh titik pembalakan, ratusan meter kubik kayu olahan, dan belasan gubuk kayu yang digunakan sebagai tempat tinggal para pembalak.

Saat helikopter terbang rendah, terlihat beberapa pembalak yang semula beraktivitas di luar berupaya berlindung di dalam gubuk. Bahkan, beberapa orang bergegas melarikan diri ke dalam hutan.

Di sekitar gubuk pembalak terdapat tumpukan kayu olahan berjumlah puluhan meter kubik. Kayu siap diangkut melalui jalur kanal yang lokasinya beberapa meter dari gubuk.

Belum ada efek jera terhadap para pembalak liar di kawasan itu setelah operasi penertiban dengan razia gabungan pada Oktober 2016

Pembalakan liar di cagar biosfer sempat mereda pada awal Oktober 2016. Petugas menghancurkan gubuk-gubuk perambah liar dan barang bukti kayu olahan (Kompas, 5-6 Oktober 2016).

Kepala Kepolisian Daerah Riau Inspektur Jenderal Zulkarnain, saat dihubungi, tidak dapat menyembunyikan kegusarannya. Zulkarnain dalam berbagai kesempatan selalu meminta anggotanya membasmi pembalakan liar. Bahkan, ia pernah mengancam akan menembak polisi yang menjadi beking pembalak liar.

"Terima kasih atas infonya. Kami upayakan untuk menangkap pelaku. Namun, kami meminta agar petugas kehutanan semestinya ikut bertanggung jawab untuk melakukan pencegahan," kata Zulkarnain.

Sementara itu, saat patroli berpindah ke lokasi eks hak pengusahaan hutan PT Surya Dumai di wilayah Kota Dumai, juga terdapat pembalakan liar yang memiliki pola sama seperti di cagar biosfer. Lokasi pembalakan lain juga ditemui di areal konsesi PT Diamond Raya Timber di Kabupaten Rokan Hilir. Pembalakan di dua lokasi berdekatan itu bahkan lebih besar dari cagar biosfer.

Kebakaran lahan

Tidak jauh dari lokasi pembalakan liar itu terdapat dua lokasi kebakaran besar di wilayah administrasi Desa Mamugo dan Desa Labuhan Papan, Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir. Kebakaran di dua lokasi mencakup areal lebih dari 100 hektar. Petugas pemadam dari TNI, Polri, unsur masyarakat, dan pemadam dari PT Ruas Utama Jaya (Sinar Mas Forestry) sudah berada di lokasi sejak Sabtu (18/2). Namun, sampai Rabu petang, api belum dapat dikendalikan.

Bupati Rokan Hilir Suyatno yang ikut melakukan patroli udara mengatakan, kebakaran lahan itu membuatnya terpukul. Pihaknya sudah berulang kali melakukan sosialisasi, tetapi kebakaran kembali muncul.

"Dilihat dari lokasi terbakar yang dekat dengan kebun sawit warga, dan terdapat kanal-kanal yang dibangun, saya berkeyakinan kebakaran itu dilakukan dengan sengaja. Hari ini saya meminta bantuan water bombing (pemadaman dengan bom air) kepada Satgas Siaga Bencana Riau," kata Suyatno.

Tentang pembalakan liar di konsesi PT Diamond Raya Timber yang berlokasi di Rokan Hilir, Suyatno juga melihat secara jelas. "Saya sangat geram dengan illegal logging ini. Dari atas heli saya SMS kepala polsek setempat untuk menangkap para pelaku. Kapolsek menyatakan siap melaksanakannya," kata Suyatno.

Dari Pontianak dilaporkan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat membentuk sekretariat bersama untuk mengelola hutan dengan menggandeng lembaga swadaya masyarakat dan korporasi. Menurut Kepala Dinas Kehutanan Kalbar Marius Marcellus, Rabu, sekretariat bersama dibentuk agar pengelolaan hutan dan kegiatan konservasi bisa optimal dan padu. (SAH/ESA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Februari 2017, di halaman 21 dengan judul "Cagar Biosfer Luluh Lantak".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com