Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipukuli Pengemudi Becak Motor, Pengemudi Taksi "Online" Lapor Polisi

Kompas.com - 23/02/2017, 16:18 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

Menurut dia, Pemerintah Kota Medan ternyata tidak memiliki grand design sistem transportasi Kota Medan.

Buktinya, ketika transportasi berbasis online hadir, Pemko Medan tidak punya regulasi yang mengatur keberadaannya. Akhirnya mendapat penolakan dari pihak pengelola transportasi publik. Kemudian, laju penambahan jumlah kendaraan bermotor tidak sebanding dengan laju penambahan ruas jalan.

"Pengguna jalan raya menghadapi frustrasi berkepanjangan. Kondisi ini yang memicu berbagai persoalan diantara sesama pengguna jalan. Perkelahian antara pengemudi betor dengan pengemudi transportasi online jadi bukti bahwa ada sistem kompetisi yang dianggap tidak fair dan tidak adil di jalanan," ucap Wakil Bendahara Fraksi PDI Perjuangan ini.

Tingginya angka pengangguran dan sempitnya lapangan kerja mengakibatkan banyak warga memilih jalan pintas menjadi supir angkot, tukang becak, taksi sampai angkot online. Berbanding lurus dengan besarnya jumlah penduduk yang kurang terampil, menjadi pengemudi dianggap jalan paling mudah untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Kenyataan di lapangan, banyak pengemudi yang tidak layak mengendarai kendaraannya. Dapat dilihat dari tingginya angka pelanggaran dan kecelakaan, jalan adalah tempat paling banyak menyebabkan kematian penduduk.

Kemudahan mendapatkan kendaraan secara kredit, dengan uang muka kecil ikut mempengaruhi permasalahan di sektor transportasi publik.

Proses penerbitan SIM yang terlalu mudah dilakukan Polri, pergeseran pilihan dari transportasi komunal ke individual, penataan ruang yang tidak tepat dan penggunaan area yang tidak sesuai peruntukan. Semua itu adalah variabel yang menyumbang buruknya sistem transportasi.

"Wali kota harus segera mengajak duduk bersama seluruh stakeholder sistem transportasi, para pihak yang berseteru, bangun kesepakatan untuk tidak saling menyerang dan sweeping. Bagi yang melakukan tindakan-tindakan di luar kesepakatan harus diproses hukum. Perlakuan yang sama, fair kepada semua pihak akan menghadirkan rasa adil," ujarnya.

Pemko Medan harus secepatnya mengurus dan mengatur transportasi online supaya para pengemudi sistem transportasi publik yang sudah ada sebelumnya tidak merasa didiskriminasi.

Segera menata sistem transportasi yang sudah ada, melakukan razia bersama kepolisian, Dinas Perhubungan, Polisi Militer, Jasa Raharja dan Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Sumatera Utara secara rutin. Tujuannya untuk penertiban SIM, STNK, PKB sehingga berbagai pelanggaran terkait kepemilikan dan penggunaan kendaraan bermotor dapat dikurangi.

"Susunlah grand design sistem transportasi Kota Medan, siapkan sistem transportasi komunal supaya jumlah kendaraan sesuai dengan jumlah ruas jalan," tambahnya.

Dia juga meminta Pemko Medan membuka lapangan kerja baru agar para pengemudi kendaraan umum punya pilihan jika meninggalkan pekerjaannya lalu menghentikan semua permohonan izin baru bagi perusahaan transportasi publik dan membatasi kendaraan beroperasi lebih dari lima tahun untuk menghindari penumpukan kendaraan bermotor yang tidak layak jalan sebagai transportasi publik.

"Semua pihak harus terlibat dalam penataan sistem transportasi Kota Medan yang manusiawi, beradab dan tidak barbar. Kita berharap Pemko Medan mampu menemukan jalan keluar, bukan malah menciptakan polemik baru," pungkas Sutrisno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com