Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lontong Cap Go Meh di Semarang Raih Rekor Muri

Kompas.com - 20/02/2017, 10:11 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Perayaan Cap Go Meh di Semarang, Jawa Tengah, tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai penyaji lontong terbanyak di Indonesia.

Dalam perayaan itu, tercipta rekor Penyaji Lontong Cap Go Meh bersama dan terbanyak, yakni 11.760 porsi. Rekor ini mengalahkan catatan serupa di Berau Kalimantan Utara pada 11 Februari dengan 11.000 porsi makanan.

"Rekor ini tercipta setelah kami memverifikasi betul lontong yang disajikan panitia habis sebanyak 11.760 porsi," ujar Manajer Eksekutif Muri, Sri Widayati, di atas panggung perayaan Minggu (19/2/2017) malam.

Rekor akhirnya diberikan kepada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Jateng Dewi Susilo Budihardjo (PSMTI), serta PSMTI itu sendiri.

"Rekor pemrakarsa penyelenggara pendukung sajian Cap Go Meh terbanyak 11.760 porsi," kata Sri, mewakili ketua Muri Jaya Suprana.

Hendrar Prihadi menegaskan bahwa kegiatan Cap Go Meh adalah murni budaya. Oleh karena itu, pihaknya menyesalkan jika sebelumnya terjadi insiden penolakan yang akhirnya gelaran Cap Go Meh dipindahkan ke lokasi lain.

Baca juga: Dipersoalkan, Lokasi Perayaan Cap Go Meh Semarang Akhirnya Dipindah

Kepada mereka yang menolak, Hendrar berjanji akan terus berdiskusi agar ada pemahaman yang sama soal kegiatan-kegiatan beraroma agama yang digelar di kota itu.

"Komitmen kami kepada pihak di luar, bahwa kita ini majemuk. Kalau mereka menolak, kita ajak diskusi, berbicara agar pemahaman seimbang," ujar Hendrar.

Hendrar mengapresiasi kegiatan budaya tersebut karena berlangsung lancar, aman dan tertib meski sempat diwarnai penolakan.

Perwakilan dari pihak Budha, Biku Danasubu mengatakan bahwa seni budaya adalah kegiatan yang mencerminkan keindahan. Budaya adalah suatu kebiasaan, sehingga jika dilakukan dengan keindahan akan tercipta seni budaya yang bernilai tinggi.

"Seni itu sentuhan nurani, maka seni budaya adalah kebiasaan yg indah, dan itu martabat bangsa. Semakin halus nurani, makin indah budaya kita," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com