Menurut Lestari, kalau dilihat dari letak daerahnya, pantura, motif batik Kendal, tidak beda jauh dari batik Lasem, Semarang, atau Pekalongan.
“Tapi Kabupaten Kendal itu, mempunyai dua wilayah, wilayah atas dan bawah. Ini yang sering kita diskusikan, “ ujarnya.
Sementara itu, ketua komunitas batik Klowong , Sucilatun, mengatakan, komunitas ini dibentuk untuk memajukan industri kerajinan batik di Kabupaten Kendal. Saat ini, telah ada sekitar 30 perajin yang menjadi anggota komunitas tersebut. Mereka merupakan perajin batik yang berasal dari Pantura Kendal yakni Weleri hingga Kaliwungu.
"Komunitas ini kami bentuk berawal dari kegiatan grup obrolan di medsos, yang kemudian berkeinginan untuk bertemu dan kumpul-kumpul dalam rangka kembali berkarya menciptakan ciri khas batik asal Kendal. Pertemuan ini sendiri merupakan yang kedua kalinya dan akan terus dilangsungkan sebulan sekali," paparnya.
Sucilatun menyebutkan, pihak Baperlitbang Kendal bersedia memfasilitasi dan membina kegiatan dari komunitas tersebut guna memunculkan batik khas Kendal. Selain itu ada permintaan dari Bupati Kendal, Mirna Annisa agar para perajin dapat membuat motif berupa kura-kura belimbing dan kendil.
"Kami masih mencari bentuk dari kura-kura belimbing ini. Informasinya ada di daerah Rowosari. Setelah itu bersama-sama akan mencoba memformulasikan dua motif yang diminta agar dapat menjadi motif batik Kendal," ucapnya.
Sucilatun berharap, perajin batik dari wilayah Kendal atas, dapat segera bergabung. Sehingga bisa memberi masukan terkait motif batik Kendal tersebut.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan