Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggalkan Rumah Sehari, Seorang Bocah Ditemukan Tewas Tenggelam

Kompas.com - 16/02/2017, 17:02 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Safira (6), warga Desa Wotan, RT11/RW04, Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur, ditemukan tewas tenggelam di waduk desa setempat, Kamis (16/2/2017), setelah satu hari sebelumnya pergi meninggalkan rumah.

Anak angkat pasangan Arifin (42) dan Mustainah (almarhumah) yang diketahui mengalami keterbelakangan mental tersebut meninggalkan rumah pada Rabu (15/2/2017) sebelum ditemukan tewas pada hari ini.

Korban ditemukan oleh Aminudin (37), warga Desa Wotan, RT04/RW02, Kecamatan Panceng, Gresik.

“Korban ditemukan saksi sudah dalam posisi tenggelam. Melihat hal itu, saksi yang sehari-hari bertugas sebagai petugas kebersihan balai desa lantas melaporkan kepada perangkat desa setempat, yang kemudian menerusakannya kepada kami,” jelas Kapolsek Panceng AKP Sholeh Lukman Hadi, Kamis (16/2/2017).

Padahal sehari sebelumnya, Safira yang dikabarkan telah meninggalkan rumah dan sempat dicari warga ke seluruh penjuru desa sampai malam hari.

“Sudah kami bawa ke Puskesmas Panceng dan melakukan visum. Dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di sekujur tubuh korban,” jelasnya.

Safira sendiri sebenarnya merupakan anak dari pasangan Fahrurroji dan Sulastri, warga Desa Wotan, RT06/RW02, Kecamatan Panceng, Gresik. Namun sejak kecil korban yang terlahir kembar dengan saudara laki-laki diangkat sebagai anak oleh Arifin dan Mustainah. Sementara saudara laki-lakinya tetap dirawat orangtua kandungnya.

“Tapi kepergian Mustainah sejak satu tahun lalu membuat Safira terlihat tidak terurus. Terlebih sejak dua bulan lalu Arifin menderita tumor di leher dan ketiak tangan yang membuat pengawasan kepada Safira kurang maksimal. Sebenarnya tidak hanya mengalami keterbelakangan mental, tapi ia juga mengidap penyakit kejang-kejang sejak sebulan lalu,” tutur Kepala Desa Wotan, Muslim (40).

Pihak desa juga sempat berencana menyekolahkan Safira ke Sekolah Luar Biasa (SLB). Namun saat rencana itu belum terlaksana, Safira justru lebih dulu dipanggil menghadap Tuhan yang Maha Kuasa.

“Kami sebenarnya sudah merencanakan ia untuk sekolah di SLB Sidoarjo, tapi ditolak oleh pihak keluarga dengan alasan kejauhan. Akhirnya kami beritahu keluarganya untuk di SLB Golokan yang ada di Kecamatan Sidayu, dan mereka sepakat karena dekat. Tapi belum terwujud, Safira sudah meninggal dunia,” jelas Muslim.

Menurut Muslim, Safira telah pergi meninggalkan rumah pada Rabu sore, dan sudah dicari oleh segenap warga desa di seluruh kampung sampai malam hari, tapi tidak ditemukan. Ia meninggalkan rumah, padahal rumah sudah dalam keadaan dikunci.

“Karena sakit yang dialami, Arifin sebenarnya sudah berusaha mengunci pintu rumah dengan kawat. Tapi usaha itu tidak berhasil, Safira tetap bisa keluar meninggalkan rumah. Dan, tak jauh dari waduk itu, ia memang sering diajak Arifin ngopi saat Arifin masih sehat. Mungkin saja ia teringat, kemudian main di sana dan ditemukan tewas tenggelam karena tidak bisa berenang,” kata Muslim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com