Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Kelud, Tiga Tahun Setelah Erupsi

Kompas.com - 13/02/2017, 15:38 WIB
M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com — Jalur menuju kawasan Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, Minggu (12/2/2017), bisa ditempuh dengan lancar. Sejauh mata memandang, pepohonan tumbuh menghijau. Sungguh, wujudnya jauh dari kesan bahwa gunung tersebut baru meletus.

Hari ini, Senin (13/2/2017), terhitung tiga tahun sudah sejak Gunung Kelud memuntahkan isi perutnya. Gunung setinggi 1.731 mdpl itu pada masa itu meletus dahsyat jelang tengah malam.

Erupsi itu menyebabkan kerusakan parah pada kawasan sekitar gunung, bahkan abu vulkanik yang disemburkan menyebabkan beberapa bandara di Jawa tutup operasi.

Meski saat itu tidak ada korban jiwa secara langsung, ribuan warga diharuskan meninggalkan rumahnya. Mereka mengungsi hingga beberapa hari. Bencana itu tetap terkenang.

Warga, setiap tahun, terutama mereka yang tinggal di sekitar Gunung Kelud, memperingatinya dengan malam renungan. Itu salah satunya untuk meneguhkan kesadaran bahwa mereka tinggal di tempat yang rawan bencana.

Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim Pintu gerbang masuk kawasan Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, Minggu (12/2/2017). (KOMPAS.com/M.Agus Fauzul Hakim).
Kini, semua sudah berbenah bahkan merasakan berkah. Petani, misalnya, sudah bisa menggarap lahannya, dan panen telah beberapa kali dilakukan. Selain cengkeh, sayur-mayur, warga juga biasa menanam tanaman buah, terutama nanas.

Gunung Kelud kembali memancarkan pesonanya. Ini yang membuat banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, berdatangan. Namun, mereka tidak bisa menikmati kawasan puncak yang kini berubah bentuk, dari awalnya anak gunung, lalu menjadi danau kawah.

Kawasan itu masih tertutup karena kontur tanah yang masih labil serta adanya renovasi yang tengah berlangsung. Meski demikian, masih banyak tempat yang bisa dikunjungi sekadar pengalih puncak sebab banyak wahana wisata baru yang bermunculan di sekitaran Gunung Kelud.

Wahana itu mulai dari taman bunga, taman petik buah nanas, dan stroberi, hingga wisata kuliner yang menggoda lidah. Salah satunya adalah kuliner sate bekicot, seperti di Taman Agro Wisata Margomulyo.

Pada taman seluas lebih kurang 3 hektar ini terhampar aneka ragam bunga dan taman bermain, seperti Taman Hammock. Dengan harga tiket masuk Rp 5.000, taman baru ini cukup menyedot pengunjung.

"Nantinya juga dikembangkan tanaman produktif, seperti anggur dan alpukat," ujar Agus Supriyono, pengelola Agro Wisata Margomulyo.

Untuk bidang transportasi menuju kawasan Gunung Kelud, selain ada kendaraan antar jemput yang melalui jalur biasa, ada pula kendaraan khusus. Kendaraan jenis double gardan ini mengantar pengunjung melalui jalur offroad dengan rute menembus hutan.

Setelah meletus, status gunung api berangsur-angsur menurun dari status tertinggi Awas menuju status Normal atau status aman. Penurunan status Kelud itu terjadi relatif cepat, begitu juga pada saat kenaikan statusnya.

"Saat ini, statusnya masih Normal," ujar Kuncoro, pengamat gunung api dari Badan Geologi yang bermarkas di Gunung Kelud, Minggu.

Kuncoro mengatakan, kawasan puncak Gunung Kelud saat ini memang sudah berubah menjadi danau kawah. Namun, kawah baru itu belum diketahui luasannya karena dibutuhkan pengukuran terlebih dahulu.

"Rencananya, pengukuran baru akan dilakukan pada April depan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com