Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehilangan Kaki karena Kecelakaan, Safii Rakit Kendaraan Khusus Difabel

Kompas.com - 11/02/2017, 17:10 WIB
Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Berbekal empati terhadap penyandang cacat permanen akibat kecelakaan lalu lintas, Ahmad Safii (47) merakit kendaraan khusus difabel.

Pria yang kehilangan kakinya karena kecelakaan lalu lintas pada tahun 2005 ini mengungkapkan bahwa motivasinya merakit sepeda motor khusus untuk para difabel berdasarkan pada pengalamannya sendiri.

"Kedua kaki saya diamputasi setelah tahun 2005 silam mengalami kecelakaan. Tertabrak tronton, Mas," kata Safii seusai acara sosialisasi dan peluncuran Komunitas Korban Laka Lantas di Mapolres Demak, Sabtu (11/2/2017).

Ayah dari dua anak yang sedang menempuh pendidikan di SMA dan perguruan tinggi ini mengaku, pada awalnya sangat tertekan ketika mendapatkan musibah yang membuatnya jadi cacat permanen.

Lelaki yang pernah menjadi karyawan swasta di bidang kelistrikan ini pun bertekad tak mau terpuruk lebih lama. Rasa tanggung jawab atas nasib keluarganya menjadi cambuk untuknya supaya segera bangkit.

"Saya mikir, bagaimana caranya supaya bisa ke mana mana sendiri tanpa tergantung orang lain. Lalu saya coba ngerakit motor yang sesuai untuk kondisi ini," ungkapnya sambil menerawang.

Alhasil, Safii yang saat ini menjabat sebagai Ketua Persatuan Penyandang Cacat Indonesia Cabang Demak ini melakukan percobaan menggunakan sepeda motornya sendiri.

Riset yang dilakoni selama enam tahun tidak langsung berhasil. Keterbatasan fisiknya juga menjadi salah satu alasan keterbatasan geraknya. Akan tetapi dirinya pantang menyerah, mulai dari memasang roda bantu di bagian belakang sepeda motornya hingga merangkai komponen yang lain dilakukan dengan teliti.

"Sampai saat ini sudah ada sepuluh sepeda motor rakitan yang saya buat, Mas. Sambil jualan di toko kelontong, saya ngrakit motor pesanan orang orang yang senasib " ucapnya penuh rasa syukur.

Sepeda motor khusus difabel hasil rakitan Safii dipatok seharga Rp 3 juta.

"Rakitannya seharga tiga juta, tapi modalnya sepeda motor sendiri. Biasanya sekitar dua minggu selesainya.Nah, untuk modal bahan dan alat sementara ini masih saya sendiri." ungkapnya.

Usaha Ahmad Safii dalam merakit kendaraan khusus difabel diapresiasi oleh pihak Polres Demak.

"Menjadi korban laka lantas bukan akhir segalanya tetapi justru malah menjadi titik awal bagi kehidupan yang baru," kata Kapolres Demak AKBP Sonny Irawan.

Safii yang diundang sebagai narasumber dan dijadikan contoh bagi para anggota Komunitas Korban Laka Lantas agar tidak putus asa dan mau hidup mandiri. Di sela sosialisasi, Sonny juga menyampaikan imbauan kepada semua pengguna jalan agar berhati-hati saat berkendara.

Menurut dia, para korban kecelakaan lalu litas bisa menjadi salah satu pengingat untuk para pengendara supaya selalu tertib berlalu lintas.

"Komunitas ini menjadi mitra polisi untuk ikut mengkampanyekan tertib berlalu lintas baik di kalangan pelajar, mahasiswa serta masyarakat umum," ungkap Sonny.

"Nah, para disabilitas ini juga segera mengurus SIM D sebagai syarat safety riding, " tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com