Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahasa Malangan "Walikan" dan Komunitas

Kompas.com - 09/02/2017, 07:18 WIB
Andi Hartik

Penulis

"Awalnya sebagai bahasa sandi untuk mengetahui mana kawan dan mana lawan," ungkapnya.

Kemudian dalam perkembangannya, sebagian bahasa sandi yang dimiliki oleh masing - masing komunitas berubah menjadi bahasa malangan. Khususnya untuk kata di suatu komunitas yang sudah diterima oleh komunitas yang lain.

"Kalau kata itu sudah diterima oleh komunitas lain, sudah menjadi bahasa malangan. Selama belum diterima oleh komunitas lain, hanya menjadi kata sandi," ungkapnya.

Ia mencontohkan, kata wedang yang identik dengan perempuan oleh komunitas claket. Komunitas lain tidak memakai kata itu dan belum bisa disebut sebagai bahasa malangan.

Saat ini, bahasa malangan bukan hanya sekedar bahasa. Melainkan sudah menjadi pemersatu warga asli Malang. Termasuk warga asli Malang yang merantau ke luar daerah.

"Kalau di luar daerah, terus sama - sama memakai bahasa malangan benar. Sudah dianggap saudara," jelasnya.

Bahasa egaliter

Budayawan yang juga akademisi Univesitas Negeri Malang (UM) Djoko Saryono mengatakan, bahasa walikan merupakan fenomena lokalitas warga Malang. Sementara fenomena lokalitas menurutnya tidak hanya ada di Malang. Di daerah lain juga memiliki fenomena lokalitas dengan varian yang berbeda - beda. Pada tahap tertentu, fenomena lokalitas itu akan menjadi identitas dari daerah tersebut.

"Secara otomatis, karena (bahasa walikan) bertahan dan berkembang, akan memberi manfaat. Salah satu manfaatnya adalah memberi identitas. Memberi ciri dari Malang itu sendiri," ucapnya.

Ada banyak kemungkinan tentang munculnya bahasa walikan itu. Di antaranya adanya kecenderungan warga Malang untuk berkomunikasi secara informal. Selain itu juga adanya keinginan warga Malang untuk berkomunikasi lebih akrab serta egaliter.

"Nah, bahasa jawa atau bahasa Indonesia mungkin dianggap tidak bisa seperti itu sehingga memilih untuk memunculkan bahasa lain," katanya.

Kemungkinan lainnya adalah adanya kecenderungan warga Malang untuk berkomunikasi secara khusus sehingga butuh sandi tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com