Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teras Cihampelas, Mimpi Jalan Kaki Tanpa Bertemu Mobil dan Motor

Kompas.com - 09/02/2017, 07:00 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Teras Cihampelas resmi diperkenalkan kepada publik, Sabtu (4/2/2017). Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, jembatan pedestrian di atas udara atau skywalk itu lahir dari mimpi untuk menata kota di tengah melonjaknya harga lahan.

"Menata kota tidak mudah sehingga harus kreatif. Membangun bisa di atas jalan dan di bawah tanah," ujarnya, Sabtu (4/2/2017).

Pria yang kerap disapa Emil itu mencontohkan penataan kota di Jepang. Mal dibangun di bawah tanah untuk menyiasati harga tanah yang makin mahal.

Baginya, Teras Cihampelas adalah perwujudan dari mimpi dan gagasan di tengah dinamika dan tantangan yang muncul saat membangun Kota Bandung.

"Saya tidak mungkin mewujudkannya tanpa bantuan semua orang," ungkapnya singkat.

Pembangunan Teras Cihampelas menghabiskan waktu sekitar tiga bulan. Emil menilai, waktu pembangunan terbilang supercepat.

"(Pembangunan) Teras Cihampelas contoh Sangkuriang zaman modern. Tiga bulan selesaikan hingga detailnya," tutur Emil.

Untuk membangunnya, Pemkot Bandung menghabiskan dana hingga Rp 48,5 miliar.

(Baca juga: Pembangunan Teras Cihampelas Habiskan Dana Rp 48,5 Miliar)

Namun demikian, investasi ini tidak sebanding dengan prospek tingginya jumlah wisatawan yang datang ke Kota Bandung. Dalam setahun, lanjut Emil, 6 juta wisatawan datang ke Bandung. Perputaran uang bisa mencapai Rp 1 juta per pelancong.

"Berarti ada Rp 6 triliun perputaran uang dari wisatawan di Bandung. Dengan angka itu, Bandung tertinggi se-Indonesia dalam kunjungan wisata kota," ujarnya.

Mimpi pedestrian

Selain itu, menurut Emil, Teras Cihampelas merupakan skywalk pertama di Indonesia, bahkan di dunia karena, menurut dia, skywalk di New York memiliki bentuk yang berbeda.

"Yang ada pohon di kiri-kanan dan pedagangnya hanya ini," ungkapnya.

Emil mengatakan, Teras Cihampelas dibangun atas dasar ide jalur pedestrian yang nyaman bagi pejalan kaki, bahkan penyandang disabilitas.

"Konsepnya, suatu hari bisa berjalan kaki tanpa bertemu motor dan mobil. Mimpi ini dinamakan jalur pejalan kaki di atas jalan," tuturnya.

Ke depannya, Emil mengaku memiliki mimpi besar tentang Kota Bandung. Salah satu mimpi terbesarnya adalah membangun jalur pejalan kaki sepanjang rel kereta api dari Barat hingga ke Timur.

"Dari Soekarno-Hatta hingga ke Dalam Kaum. Terdengarnya mustahil. Tapi, tunggu tanggal mainnya," ucapnya.

"Nantinya Teras Cikapundung akan connect ke Jalan Dago. Doakan lancar," tandasnya.

(Baca juga: Jalan-jalan di Teras Cihampelas, Ikon Baru Kota Bandung)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com